Preloader Logo

Perlakuan Benih dan Semai

Cover Wiki

Maksud dan Tujuan


Perlakuan benih merupakan strategi dalam pengendalian hama, patogen dan faktor abiotik seperti stres lingkungan yang terjadi pada tanaman paling dini, aman dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk memberikan perlakuan pada benih sebelum ditanam.

Penyemaian merupakan strategi pada jenis tanaman tertentu untuk mengurangi kemungkinan gagal tumbuh akibat stress lingkungan yang dialami oleh tanaman. Oleh karena itu penyemaian dilakukan pada lingkungan tertentu agar mendukung kondisi ideal yang diharapkan oleh tanaman sehingga persentase tumbuhnya menjadi tinggi.

Benih jagung kering

Definisi


Perlakuan benih adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk memberikan benih rangsangan agar benih mematahkan dormansinya serta meningkatkan ketahanan terhadap serangan penyakit & hama. Juga pada jenis senyawa tertentu akan memacu pertumbuhan akar yang lebih baik.

Penyemaian adalah proses penanaman benih pada media tanam yang telah dikondusifkan kandungan hara, air dan lingkungan tumbuhnya. Penyemaian merupakan suatu proses penyiapan bibit tanaman baru sebelum ditanam pada lahan penanaman. Proses ini begitu penting untuk diperhatikan agar bibit tanaman tidak terserang organisme pengganggu tanaman dan dapat tumbuh dengan baik pada saat di lahan penanaman.

Ragam Jenis


Perlakuan Benih

Tabel. Prinsip kerja beberapa metode perlakuan benih

Metode Perlakuan

Prinsip Kerja

Keuntungan

Kelemahan

Pencelupan

Benih direndam selama periode tertentu. Bahan aktif akan masuk atau meresap melalui cara infiltrasi, imbibisi.

Efektif terhadap patogen/serangga pada permukaan benih. Aplikasinya mudah; benih dikemas dalam karung sebelum direndam.

Tidak efektif untuk patogen yang sudah ada di dalam benih. Permukaan benih yang dilapisi senyawa hidrofobik sulit menyerap bahan aktif. Benih perlu dikeringkan-anginkan bagian titik tumbuh/lembaga.

Penyalutan (seed dressing)

Permukaan benih dilumuri dengan bahan aktif kemudian benih dikering-anginkan.

Aplikasi mudah. Aplikasi sederhana; menggunakan alat drum, ember, kantong plastik tebal. Bahan aktif dapat menutupi permukaan benih secara merata.

Bisa fitotoksik terhadap titik tumbuh atau embrio. Memperlambat proses dekomposisi.

Pelet (seed pelleting)

Benih dibentuk menjadi pelet dengan bahan aktif yang diformulasikan secara khusus dengan bahan pengisi berupa tanah halus (clay) atau bahan organik, bahan perekat (adesif).

Proses pembuatan pelet dapat diulang berkali-kali sampai diperoleh bentuk pelet benih yang diinginkan.

Memerlukan alat khusus untuk dapat membentuk ukuran pelet benih yang seragam. Memerlukan proses pengeringan supaya pelet melekat pada permukaan biji.

Pelapisan (seed coating)

Benih dilapisi dengan bahan aktif dalam bentuk lapisan tipis (film) berupa cairan atau tepung yang diformulasikan secara khusus dengan perekat supaya dapat menempel dan bertahan lama pada permukaan benih.

Dapat digunakan untuk aplikasi mikro nutrien, agens hayati (jamur, bakteri), mikroba penambat nitrogen, fosfat, dll. Memudahkan aplikasi, khususnya benih yang berukuran kecil.

Perlu alat pengaduk khusus untuk mendapatkan pelapisan yang merata. Dapat mengakibatkan luka pada permukaan benih. Penetrasi bahan aktif ke dalam jaringan benih rendah.

Gel (fluid drilling)

Benih dikecambahkan kemudian dilapisi dengan bahan berupa gel sehingga benih terlindungi.

Benih dapat lebih terlindung dari luka. Kelembaban benih terjaga selama penyimpanan. Viabilitas benih lebih baik. Apabila menggunakan agens hayati maka agens hayati dapat mempenetrasi kecambah sebelum ditanam sehingga benih lebih terlindungi.

Memerlukan formula dan alat khusus. Biaya lebih mahal/

Seed priming

Pencelupan benih di dalam larutan dan membirkan biji mengambang serta berkecambah sehingga bahan aktif akan diserap oleh kecambah.

Penanganan benih mudah

Perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman lebih baik.

Bola Benih (seed ball)

Prinsipnya seperti pembuatan pelet. Biji dicampur dengan tanah dan humus sehingga membentuk lapisan yang tebal pada permukaan benih.

Mudah diaplikasikan, terutama biji yang berukuran kecil. Dapat dicampur dengan bahan aktif berupa agens hayati atau pupuk anorganik. Mudah pengemasan

Harus kedap air agar benih tidak berkecambah sewaktu disimpan.

Penyemaian

Proses semai benih

Tabel. Campuran Media Tanam untuk Penyemaian

No

Items

Jumlah

1

Tanah

25%

2

Pupuk Kandang (Ayam, Sapi, dan atau Kambing)

40%

3

Arang Sekam Padi

25%

4

Sabut Kelapa

10%

Total

100%

Tanah yang digunakan adalah tanah lapisan atas atau top soil dan organik soil. Pada lapisan tanah ini sangat banyak mengandung nutrisi yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk proses metabolismenya. Tanah lapisan atas ini dapat ditemukan pada seluruh jenis tanah dengan kedalaman galian 20 cm.

Klasifikasi lapisan tanah

Pupuk kandang digunakan sebagai salah satu upaya penambahan bahan organik pada media tanam. Pupuk kandang mengandung beragam nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman namun dalam jumlah yang relatif sedikit. Namun perlu diperhatikan tingkat kematangan pupuk kandang yang akan digunakan, apabila pupuk kandang belum matang maka akan mempengaruhi efektivitasnya. Hal ini disebabkan oleh mikroba perombak yang memanfaatkan nutrisi didalam tanah sebagai sumber energi metabolismenya sehingga jumlah nutrisi didalam tanah akan berkurang. Selain itu, dalam proses perombakan mikroba akan ber-respirasi dan menimbulkan suhu panas sehingga apabila ini terkena oleh akar tanaman maka akan mempengaruhi penetrasi akar.

Berikut ini merupakan informasi mengenai ciri-ciri pupuk kandang yang telah matang dan siap untuk digunakan sebagai campuran media tanam.

Tabel. Kriteria Pupuk Kandang Matang

No

Variabel

Deskripsi

1

Aroma

Ber-aroma tanah

2

Warna

Kehitam-hitaman

3

Suhu

Stabil <28 oC

4

Tekstur

Remah, mudah menggumpal

5

pH

Relatif 5,8 - 6,8

Pupuk kandang sapi matang

Arang sekam padi digunakan sebagai salah satu variabel penunjang aerasi pada media tanam karena memiliki porositas yang tinggi. Kandungan karbon dan silika yang tinggi pada arang sekam padi berfungsi untuk meningkatkan ketahanan bibit tanaman terhadap penyakit.

Arang sekam padi

Arang sekam padi terbentuk akibat proses termodinamika yang diatur sedemikian rupa hingga menyebabkan proses pembakaran yang tidak sempurna. Proses pembuatan arang sekam padi ini relatif lama untuk menghasilkan proses pembakaran yang merata.

Cocopeat atau sabut kelapa

Sabut kelapa merupakan produk samping dari budidaya kelapa yang bermanfaat untuk campuran media tanam. Hal ini karena sabut kelapa memiliki kemampuan yang baik dalam mengikat air sehingga bibit akan dalam keadaan cukup air dan kelembaban yang cukup pula.

Alur Penyemaian

Alur penyemaian benih

Setelah menyiapkan media tanam maka langkah selanjutnya yaitu penanaman biji pada tray semai yang telah berisi media tanam. Secara prinsip proses ini sangat sederhana yaitu pertama-tama buat lubang kurang lebih 0,5 – 1 cm pada tanah di dalam tray semai, selanjut ambil benih yang akan ditanam dan masukkan ke dalam lubang tersebut lalu tutup lubang tersebut menggunakan media tanam dan kemudian lakukan hingga seluruh benih telah tertanam. Apabila telah selesai, maka selanjutnya siram permukaan tray semai menggunakan sprayer hingga agak basah. Proses penanaman biji telah selesai dan siapkan untuk diletakkan pada rumah semai.

Pembibitan pada Green House

Untuk menyemai benih dengan jumlah lebih dari 20.000 benih maka sebaiknya dilakukan di rumah semai atau green house. Rumah semai ini bertujuan untuk mengatur pengaruh lingkungan agar dalam keadaan yang mendukung untuk pertumbuhan bibit tanaman serta mengisolasi tanaman dari kemungkinan terserang hama, penyakit dan organisme pengganggu tanaman lainnya.

Green House Kaca

Intensitas cahaya pada green house dapat diatur menggunakan paranet, sehingga tanaman muda dapat disesuaikan untuk kebutuhan cahayanya agar tidak jenuh. Green house dapat dibuat dengan berbahan dasar kayu, besi, aluminium dll.

Proses pemeliharaan pada saat penyemaian sangat sederhana yaitu melakukan penyiraman dan pemupukan saja. Berikut ini informasi pemeliharaan pada saat penyemaian.

Tabel. Aktivitas pemeliharaan

Aktivitas

Waktu

Keterangan

Penyiraman

Setiap Hari

Spray/Mist

Pemupukan

H -10 sebelum transplanting

Kocor/Semprot

Proses Penyiraman Bibit

Kriteria bibit tumbuh normal setidaknya memenuhi persyaratan berikut ini:

Tabel. Kriteria bibit tumbuh normal

Ciri

Deskripsi

Fisik

Bibit tidak terkena serangan hama dan penyakit atau <5%

Morfologis

Bibit 95% tumbuh seragam

Bibit normal tanaman tomat pada media persemaian

Bibit tanaman yang akan siap untuk di transplanting/pindah tanam setidaknya memiliki kriteria sebagai berikut:

Tabel. Kriteria bibit siap transplanting

Ciri

Deskripsi

Daun

Setidaknya bibit telah memiliki 4 daun yang telah membuka sempurna dan minim serangan hama serta penyakit

Batang

Batang terlihat proporsional tinggi dan diameternya, serta raga tanaman berdiri tegak

Akar

Akar bibit tanaman tidak putus saat dicabut dari media semai

Waktu yang ideal untuk melakukan pindah tanam ialah saat pagi hari atau sore hari, hal ini agar tanaman tidak mengalami kehilangan banyak air karena penguapan akibat paparan sinar matahari.