Preloader Logo

Pemeliharaan Padi

Cover Wiki

Pemeliharaan tanaman adalah kegiatan yang dilakukan pelaku budi daya tanaman untuk memberikan kondisi lingkungan sebaik mungkin untuk tanaman yang dibudidayakan agar memperoleh produksi yang maksimal dan berkualitas. 

Pemeliharaan tanaman padi meliputi beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut: 

a. Irigasi/Pengairan

Pengelolaan air, terutama menjamin ketersediannya di dalam lahan budidaya menjadi salah satu kunci penting dalam kegiatan budidaya tanaman, tidak terkecuali budidaya padi. Penggunaan air untuk padi sawah per musim diperkirakan bervariasi dari 660-5.280 mm tergantung pada musim tanam, kondisi iklim, jenis tanah, dan kondisi hidrologi.

Output dari kegiatan pemeliharaan irigasi adalah kondisi lengas tanah memadai untuk pertumbuhan tanaman padi. Untuk menggunakan air secara efektif, efisien dan memaksimalkan hasil padi, perlu adanya praktik pengelolaan air yang baik pada tanaman padi. Sehingga perlu untuk menjaga ketinggian air di sawah pada 10-15 cm setiap saat hingga menjelang akhir pembungaan.

Praktik penegelolaan air yang baik untuk tanaman padi, meliputi:

  1. Membuat saluran irigasi tersier dan irigasi primer atau sekunder

  2. Meminimalkan kehilangan air

  3. Meratakan lahan budi daya

  4. Membuat/memperbaiki pematang sawah

Tabel 1. Teknologi irigasi untuk tanaman padi

No

Teknologi

Deskripsi

1

Irigasi Permukaan atau irigasi alur (Furrow Irrigation)

Metode irigasi ini dilakukan jika sumber air irigasi melimpah dan kondisi lahan mendukung secara teknis.

Gambar. Irigasi permukaan/alur

  • Tutup semua saluran drainase Lakukan pengaliran air ke dalam lahan

  • Lahan dibiarkan tergenang (leb) selama 15-30 menit.

  • Setelah 30 menit, keluarkan air melalui saluran drainase

  • Waktu ideal untuk pengairan adalah pada sore hari

  • Irigasi serupa dapat dilakukan dengan interval 7-10 hari sekali, atau tergantung kondisi lengas tanah.

2

Teknologi Hemat Air (Alternate Wetting and Drying/AWD)

Alternate Wetting and Drying (AWD) merupakan teknologi hemat air yang dapat diterapkan petani untuk mengurangi konsumsi air irigasi di lahan sawah tanpa menurunkan hasil.

  • AWD dapat dimulai 1-2 minggu setelah tanam. Ketika populasi gulma tinggi, AWD harus ditunda 2-3 minggu untuk menekan pertumbuhan gulma.

  • Setelah irigasi, kedalaman air secara bertahap akan berkurang. Ketika permukaan air turun hingga sekitar 15 cm di bawah permukaan tanah, irigasi harus diterapkan untuk menggenangi kembali lahan hingga kedalaman sekitar 5 cm.

  • Dari satu minggu sebelum hingga satu minggu setelah pembungaan, lahan harus tetap digenangi air, hingga kedalaman 5 cm sesuai kebutuhan. Setelah pembungaan, selama pengisian dan pemasakan gabah, ketinggian air dapat dibiarkan turun hingga 15 cm di bawah permukaan tanah sebelum irigasi ulang.

  • Field water tube (pipa paralon dilubangi) digunakan untuk memantau kedalaman air di lahan. Field water tube dapat dibuat dari pipa plastik/bambu sepanjang 30 cm, berdiameter 10-15 cm. Lubangi tabung dengan banyak lubang di semua sisinya, sehingga air dapat mengalir dengan mudah masuk dan keluar dari tabung. Palu tabung ke dalam tanah sehingga menonjol 15 cm di atas permukaan tanah.

Gambar. Pipa Field water tube

Saat lahan tergenang air, periksalah apakah ketinggian air di dalam tabung sama dengan di luar tabung. Jika tidak sama setelah beberapa jam, lubang mungkin tersumbat oleh tanah yang padat dan tabung perlu dipasang kembali dengan hati-hati.

Tabung harus ditempatkan di bagian lahan yang mudah diakses dekat pematang, sehingga mudah untuk memantau kedalaman air yang tergenang. Lokasi harus mewakili kedalaman air rata-rata di lahan (tidak boleh di tempat yang tinggi atau tempat yang rendah).

3

Irigasi Hujan (Sprinkler Irrigation) 

Sistem irigasi sprinkler yang tepat dapat mempertahankan tingkat produktivitas yang tinggi hingga 10% dan menghemat air.

Gambar. Pipa pada irigasi sprinkler

  • Sitem irigasi sprinkler membutuhkan pipa yang dapat beroperasi pada tekanan yang cukup tinggi (lebih dari 8 bar).

  • Setiap sprinkler biasanya mengalirkan air dengan laju aliran antara 18 hingga 30 m3 per jam (30.000 liter per jam).

  • Pipa primer: pipa paralon 4 inch sebagai cincin pada sumur bor.

  • Pipa sekunder: pipa paralon 3 inch untuk menghantarkan air ke lahan.

  • Pipa tersier: pipa paralon pembagi berukuran 2,5 inch sebagai penghantar air dari pipa sekunder.

  • Pipa sokdrat: pipa ¾ inch sebagai pembagi arus air dalam lahan yang melewati pipa sekunder dan tersier untuk melewati sprinkler.

Sistem irigasi sprinkler memiliki biaya yang cukup tinggi, sehingga penerapannya perlu dipertimbangkan agar tidak melebihi biaya.

4

Irigasi tetes (Drip Irrigation) 

Irigasi tetes adalah metode irigasi terbaru yang menjadi populer di daerah yang kekurangan air. Biasanya diterapkan untuk padi gogo.

Teknik irigasi ini merupakan teknik irigasi modern dan memiliki keunggulan pada penghematan air dan teknis pelaksanaan yang mudah dan dapat sekaligus melakukan proses pemupukan, namun jika ingin menerapkan teknik irigasi ini maka perlu dipersiapkan instalasi pengairan yang memadai dan biaya investasi relatif mahal.

Gambar. Pipa irigasi tetes

  • Biasanya, drippers yang digunakan memiliki debit aliran 1 liter per jam.

  • Pipa irigasi biasanya ditempatkan di setiap baris tanaman padi, dan jarak tetesannya 1,4 -1,6 meter satu sama lain.

  • Komponen utamanya terdiri dari pipa lateral, pipa riser, dan penyiram (nozzle).

Gambar. Penerapa sistem AWD di lahan sawah

Gambar. Irigasi sprinkler

Gambar. Irigasi tetes

Tabel 2. Sistem pemberian air pada padi sawah dalam jaringan irigasi

No

Sistem Irigasi

Deskripsi

1

Irigasi terus-menerus (continous flow)

Memberikan air ke tanaman dan dibiarkan tergenang mulai beberapa hari setelah tanam hingga beberapa hari menjelang panen. Sistem ini banyak diterapkan di Indonesia. Namun tidak efisien karena berpotensi mengurangi efisiensi serapan hara nitrogen, meningkatkan emisi gas metan ke atmosfer, dan menaikkan rembesan yang menyebabkan makin banyak air irigasi yang dibutuhkan.

2

Irigasi bergilir (rotation irrigation)

Teknik irigasi dimana pemberian air dilakukan pada suatu luasan tertentu untuk periode waktu tertentu, sehingga areal tersebut menyimpan air yang dapat digunakan hingga periode irigasi berikutnya dilakukan.

3

Irigasi berselang (intermitten irrigation) 

Pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian, untuk menghemat air, mengurangi keracunan besi, mengurangi rebah, memudahkan pengendalian hama keong mas, wereng dan penggerek batang dll.

b. Pemupukan

Gambar. Pemupukan tanaman padi secara disebarkan

Gambar. Ilustrasi pemupukan secara penyemprotan pada tanaman padi

Setelah pemberian pupuk dasar pada persiapan lahan, selanjutnya dilakukan pemupukan susulan pada fase pemeliharaan tanaman padi.

Tabel 3. Pemupukan susulan untuk padi

Kondisi lahan

Jenis dan Dosis

Waktu Aplikasi

Cara Aplikasi

a. Lahan Sawah

150 kg/ha NPK Phonska + 50 kg/ha Urea

15-21 HST/HSPT 

Disebarkan sesuai alur/baris tanaman atau ditugal/ditempatkan dalam lubang dekat perakaran kemudian ditutup tanah.

50-100 kg/ha Urea Jika dilakukan saat musim hujan 50 kg/ha. Jika dilakukan saat musim kemarau 75-100 kg/ha. Atau 50-75 kg/ha Urea Jika kondisi daun masih terlihat hijau, pemupukan ketiga bisa dikurangi menjadi 50-75 kg/ha Urea.

35-40 HST/HSPT 

Pupuk hayati/POC.MOL

15, 30, 70 HST/HSPT 

Penyemprotan (spraying) merata di permukaan daun bagian bawah.

b. Lahan Kering

100 kg/ha Urea + 50 kg/ha TSP/SP-36 + 35 kg/ha KCl

15-21 HST/HSPT 

Disebarkan sesuai alur/baris tanaman atau ditugal/ditempatkan dalam lubang dekat perakaran kemudian ditutup tanah.

50-100 kg/ha Urea Jika kondisi daun masih terlihat hijau, pemupukan ketiga bisa dikurangi menjadi 50-75 kg/ha Urea.

35-40 HST/HSPT 

Pupuk hayati/POC/MOL

15, 30, 70 HST/HSPT 

Penyemprotan (spraying) merata di permukaan daun bagian bawah

c. Pengendalian Gulma

Gambar. Gulma Echinochloa colona (tuton/jejagoan leutik)

Pengendalian gulma pada budi daya padi dimulai sejak persiapan lahan dengan cara mekanik (membajak tanah) maupun kimiawi (herbisida).

Tiga golongan gulma: gulma berdaun lebar, gulma berdaun sempit dan gulma rerumputan.

Beberapa gulma utama yang banyak dijumpai pada pertanaman padi:

  • Echinochloa colona (tuton/jejagoan leutik),

  • Echinochloa erusgalli (gegajahan/jawan),

  • Cyperus difformis L (welut/jakut papayungan),

  • Fimbristylis miliaecae Wahl (tumbaran),

  • Marsilea crenata Prest. (semanggi atau semanggen),

  • Monochoria vaginalis (eceng lembut/bengok).

Tabel 4. Upaya pengendalian gulma di pertanaman padi berdasarkan ekosistem dan metode penanaman

No

Ekosistem(Metode Penanaman)

Upaya Pengendalian Gulma

1

Metode pindah tanam (Transplanting)

  • Terapkan herbisida pra-kemunculan (misalnya, Pretilachlor atau Butaklor pada 2−3 HST).

  • Jika gulma rumput adalah masalah gulma utama, aplikasikan herbisida pasca-tumbuh secepat mungkin.

  • Jangan biarkan permukaan tanah mengering setelah tanam. Jaga agar tanah tetap lembab hingga jenuh. Tanah kering mengurangi kinerja herbisida pra-kemunculan.

  • Pertahankan kedalaman air 5−7 cm untuk mencegah perkecambahan gulma hingga 7−10 hari sebelum panen.

  • Jika herbisida belum diterapkan, atau jika gulma muncul, Anda dapat menggunakan alat pencabut gulma dorong untuk mengendalikan bibit gulma yang berada pada tahap 3−4 daun.

  • Lakukan irigasi satu hari kemudian untuk mencegah pemulihan gulma yang terkubur dan tercabut.

  • Biarkan lahan tergenang selama 2 hari untuk menjaga bibit gulma yang terkubur di lapisan lumpur kemudian menggenangi lahan hingga 5 cm air.

  • Handweed (mencabut gulma dengan tangan) sesuai kebutuhan sampai kanopi menutup.

2

Metode penanaman langsung (Direct seeding) – Lahan sawah

  • Terapkan herbisida pra-kemunculan (misalnya, Pretilachlor + Fenclorim 2−3 DAS). Jika gulma rumput adalah masalah gulma utama, aplikasikan herbisida pasca-tumbuh secepat mungkin.

  • Jangan biarkan permukaan tanah mengering setelah penyemaian.

  • Lakukan irigasi seperlunya untuk menjaga agar tanah tetap lembab hingga tergenang.

  • Permukaan tanah yang kering akan mengurangi kinerja herbisida pra-kemunculan.

  • Pengairan lebih dari 10 hari setelah pembibitan mendorong lebih banyak pertumbuhan gulma dan ketinggian air yang lebih dalam diperlukan untuk mengendalikan gulma.

  • Pertahankan kedalaman air 5−7 cm untuk mencegah perkecambahan gulma hingga 7−10 hari sebelum panen.

  • Handweed (mencabut gulma dengan tangan) sesuai kebutuhan sampai kanopi menutup.

3

Metode penanaman langsung (Direct seeding) – Lahan kering

  • Lahan yang bebas gulma sangat penting untuk kekuatan awal tanaman padi di lahan kering.

  • Pastikan untuk mengikuti langkah-langkah pengendalian gulma selama persiapan lahan untuk menghindari kehilangan hasil akibat gulma.

  • Terapkan herbisida pra-kemunculan (misalnya, Oxadiazon atau Pendimethalin) ke tanah yang lembab 2−3 HST.

  • Jika benih ditaburkan di tanah kering, siramlah lahan terlebih dahulu kemudian semprotkan herbisida.

  • Herbisida pra-kemunculan tidak boleh diterapkan dalam genangan air untuk menghindari toksisitas.

  • Handweed (mencabut gulma dengan tangan) sesuai kebutuhan sampai kanopi menutup.

d. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian organisme pengganggu tanaman (hama dan penyakit) adalah upaya untuk menekan serangan OPT yang dapat menurunkan produksi tanaman pada padi dengan menerapkan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT), sehingga tidak merugikan secara ekonomi dan aman bagi lingkungan.

Tata pelaksanaan pengendalian organisme pengganggu tanaman yaitu:

  1. Pengamatan terhadap OPT dilakukan secara berkala yaitu 1 minggu sekali secara rutin dari setelah tanam, dengan mengambil contoh OPT untuk mengetahui jenis dan jumlah populasinya.

  2. Pengambilan tanaman contoh yang dapat mewakili kondisi di lahan secara keseluruhan dengan metode acak sistematis.

    • Luas lahan ≤ 2.000 m2, jumlah 10 tanaman contoh

    • Luas lahan > 2.000-4.000 m2, jumlah 20 tanaman contoh

    • Luas lahan > 4.000-6.000 m2, jumlah 30 tanaman contoh

    • Luas lahan > 6.000-8.000 m2, jumlah 40 tanaman contoh

    • Luas lahan > 8.000-10.000 m2, jumlah 50 tanaman contoh

Pengacakan dilakukan sekali yaitu pada contoh pertama. Penentuan contoh selanjutnya menggunakan interval jarak tertentu, misalnya setiap 1 m atau 10 rumpun. Contoh: 1 petak lahan terdapat 10 tanaman, interval yang digunakan 10 rumpun, maka pengambilan contoh tanaman 100 : 10 = 10 tanaman.

Keterangan: X dalam lingkaran merah adalah tanaman contoh

Gambar 9. Skema alur pengambilan tanaman contoh

  1. Dari hasil pengamatan dapat diidentifikasi gejala serangan, jenis OPT, intensitas serangan, dan mencari tahu musuh alaminya.

  2. Memutuskan cara untuk pengendalian yang tepat atau bisa juga dikonsultasikan dengan petugas POPT atau petugas dinas pertanian setempat dan melakukan tindakan pengendalian.

Upaya pencegahan serangan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Membersihkan peralatan dan lahan dengan baik setiap musim, termasuk pematang lahan.

  2. Menggunakan benih bersertifikat, yang bersih dan varietas unggul.

  3. Tanam serentak (pada waktu yang sama/selesai dalam jangka waktu 2 minggu) dan tidak menggunakan pupuk berlebihan.

  4. Mengelola musuh alami dan mengurangi penggunaan pestisida kimia.

Tabel 5. Upaya pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi

Jenis OPT

UPaya Pengendalian

Hama

Tikus

  • Pertahankan guludan sawah dengan lebar kurang dari 30 cm untuk mencegah tikus menggali.

  • Jaga agar tepi ladang, pematang, dan area sekitarnya bersih dan bebas dari gulma tinggi dan area persembunyian tikus.

  • Tanam pada waktu yang sama dengan tetangga dalam jarak 2 minggu satu sama lain.

  • Penggunaan Trap Barrier System (TBS) yang strategis selama musim tanam padi.

  • Jaga kebersihan area di sekitar ladang, rumah, dan desa dengan tidak ada tumpukan kayu, tidak ada tumpukan sampah, dan tidak ada area rumput.

  • Membanjiri, menggali, atau mengasapi liang tikus. Menakut-nakuti tikus keluar dari area dengan tutupan vegetasi tinggi (menggunakan jaring, anjing, burung hantu, pentungan, dan lainnya untuk menangkap tikus).

  • Berburu tikus di malam hari menggunakan senter, tongkat, busur dan anak panah, dan jaring.

  • Gunakan racun tikus terdaftar pada tempat yang sesuai (tetapi tidak di tempat yang mudah diakses oleh anak-anak, hewan peliharaan, atau ternak).

  • Racun tikus (rodentisida) yang telah terdaftar (misalnya yang berbahan aktif Seng fosfida 80%).

Siput/Keong mas/ Bekicot

  • Melakukan kampanye pengumpulan bekicot dan telur secara massal melibatkan masyarakat selama persiapan lahan dan penanaman atau penanaman. Usahakan lahan dikeringkan sebanyak mungkin selama tahap rentan tanaman padi (di bawah 30 hari) atau pindahkan bibit berumur 25−30 hari dari bedeng persemaian dengan kepadatan rendah.

  • Dorong predator alami dengan menggunakan hewan pemangsa seperti, semut merah memakan telur bekicot sementara bebek (dan terkadang tikus) akan memakan bekicot muda. Beberapa spesies burung liar juga telah beradaptasi untuk memakan keong mas dan itik peliharaan dapat ditempatkan di lahan selama persiapan lahan akhir atau setelah pembentukan tanaman ketika tanaman cukup besar (misalnya, 30−35 HST).

  • Pilih siput dan hancurkan massa telur. Ini paling baik dilakukan pada pagi dan sore hari saat siput paling aktif. Tempatkan pancang bambu untuk menyediakan tempat bertelur yang memungkinkan pengumpulan telur bekicot dengan mudah untuk dimusnahkan. Anda juga bisa menggunakan atraktan atau tanaman pemikat keong, seperti pepaya dan daun singkong, untuk mempermudah pemetikan dengan tangan.

  • Keong mas mengalami kesulitan bergerak di dalam air kurang dari 2 cm. Pertahankan ketinggian air di bawah 2 cm selama tahap rentan tanaman padi. Bangun kanal atau kanal kecil (misalnya, lebar 15−25 cm dan kedalaman 5 cm) setelah persiapan lahan akhir. Tarik karung berisi benda berat di sekitar tepi sawah atau dengan jarak 10−15 m. Kanal memfasilitasi drainase dan bertindak sebagai titik fokus untuk siput membuat pengumpulan manual atau membunuh lebih mudah.

  • Kadang-kadang kontrol kimia mungkin diperlukan jika praktik lain gagal. Periksa produk yang tersedia secara lokal yang memiliki toksisitas rendah terhadap manusia dan lingkungan. Mengikuti takaran dan jadwal pemupukan normal, berikan pupuk dalam 2 cm air untuk memaksimalkan efek negatif pada keong mas. Terapkan produk hanya ke titik rendah dan kanal daripada ke seluruh bidang. Selalu pastikan aplikasi yang aman. Jika digunakan, moluskisida sebaiknya hanya digunakan segera setelah tanam atau selama fase pembentukan bibit pada padi yang disemai langsung; dan hanya untuk beras yang berumur kurang dari 30 hari.

  • Menggunakan Moluskisida (misalnya yang berbahan aktif Metaldehyde 5%, Niklosamida 70%).

Burung

  • Menggunakan jaring pengaman, menggunakan jaring di atas sawah bisa efektif, namun bisa jadi mahal. Itu juga cenderung mengecualikan semua spesies burung, bahkan yang menguntungkan. Ketika burung terjebak dalam jaring, itu juga bisa menyebabkan kematian tanaman padi.

  • Pembuat kebisingan/orang-orangan sawah, pembuat kebisingan dapat digunakan untuk menghasilkan suara yang dapat menakuti burung. Namun, suara tersebut dapat dengan mudah diingat oleh burung, sehingga hanya efektif untuk jangka pendek.

  • Rekayasa ramah lingkungan, rekayasa ramah lingkungan dalam pengendalian hama burung berarti membiarkan burung yang lebih besar berburu secara alami. Ini adalah opsi termurah yang tersedia, tetapi dapat memberikan hasil yang berbeda. Menggunakan burung besar untuk menakut-nakuti burung yang lebih kecil menggunakan jaring makanan alami untuk keuntungan petani. Meskipun bergantung pada banyak variabel, jika keanekaragaman hayati alami ada, spesies hama dapat dikelola.

Wereng hijau

  • Gunakan varietas yang tahan wereng hijau dan tahan tungro. Anda dapat menghubungi kantor pertanian setempat untuk mendapatkan daftar terbaru dari varietas yang tersedia.

  • Kurangi jumlah tanaman padi menjadi dua kali per tahun dan penanaman tanaman yang disinkronkan di seluruh kawasan dapat mengurangi wereng dan vektor serangga lainnya.

  • Transplantasi bibit yang lebih tua (>3 minggu) untuk mengurangi kerentanan terhadap penyakit virus yang ditularkan oleh wereng.

  • Tanam lebih awal dalam periode tanam tertentu, terutama di musim kemarau untuk mengurangi risiko penyakit vektor serangga.

  • Hindari penanaman selama puncak aktivitas serangan wereng hijau (ditunjukkan oleh catatan sejarah) untuk menghindari gagal panen.

  • Terapkan nitrogen sesuai kebutuhan (misalnya, menggunakan Bagan Warna Daun) untuk menghindari serangan hama wereng.

  • Kendalikan gulma di lahan dan di pematang untuk menghilangkan inang berumput yang disukai wereng hijau dan meningkatkan kekuatan tanaman.

  • Lakukan rotasi tanaman dengan tanaman non-padi selama musim kemarau untuk mengurangi inang alternatif bagi penyakit.

  • Tumpangsari padi gogo dengan kedelai untuk mengurangi timbulnya wereng pada padi.

  • Insektisida (misalnya yang berbahan aktif Tiametoksam 25%, Pimetrozin 50%).

Wereng Coklat

  • Singkirkan gulma dari lahan dan area sekitarnya dan hindari penggunaan insektisida sembarangan, yang menghancurkan musuh alami.

  • Gunakan varietas yang tahan. Anda dapat menghubungi kantor pertanian setempat untuk mendapatkan daftar terbaru dari varietas yang tersedia.

  • Gunakan perangkap cahaya (misalnya bola lampu listrik atau lampu minyak tanah di dekat dinding berwarna terang atau di atas panci berisi air) pada malam hari saat padi rentan terhadap serangan wereng coklat. Jangan letakkan lampu di dekat persemaian atau ladang. Jika perangkap cahaya dibanjiri ratusan wereng coklat, itu adalah sinyal untuk segera memeriksa persemaian atau lahan Anda.

  • Hanya aplikasikan insektisida pada persemaian dan sesuaikan dengan dosis yang dianjurkan. Insektisida (misalnya yang berbahan aktif Tiametoksam 25%, Pimetrozin 50%)

Ulat Grayak

  • Menggenangi persemaian adalah pertahanan terbaik melawan ulat grayak.

  • Bangun persemaian jauh dari areal gulma yang luas dan bersihkan lahan dan singkirkan gulma.

  • Hindari membunuh musuh alami ulat grayak seperti tawon dan laba-laba.

  • Insektisida harus menjadi pilihan terakhir untuk pengendalian ulat grayak.

  • Pestisida nabati 100 ml/ 14-16 liter.

  • Insektisida (misalnya yang berbahan aktif Profenofos 500 g/l, Permentrin 200 g/l).

Hama penggerek batang/sundep

  • Gunakan varietas tahan.

  • Naikkan level air irigasi secara berkala untuk merendam telur yang disimpan di bagian bawah tanaman.

  • Sebelum tanam, potong pucuk daun untuk mengurangi terbawanya telur dari persemaian ke lahan Pastikan waktu penanaman yang tepat dan penanaman sinkron.

  • Mendorong agen kontrol biologis dan berikan pupuk nitrogen secara terpisah mengikuti dosis dan waktu aplikasi yang disarankan.

  • Insektisida (misalnya yang berbahan aktif Klorantraniliprol 100 g/l, Tiamektosam 200 g/l).

Penyakit

Blast

  • Sesuaikan waktu tanam. Menyemai benih lebih awal, jika memungkinkan, setelah awal musim hujan.

  • Pembagian aplikasi pupuk nitrogen dalam dua atau lebih perlakuan. Penggunaan pupuk yang berlebihan dapat meningkatkan intensitas blas.

  • Banjiri lahan sesering mungkin.

  • Fungisida sistemik seperti triazol dan strobilurin dapat digunakan dengan bijaksana untuk mengendalikan ledakan (berbahan aktif Trisiklazol 200 g/l).

Hawa daun bergaris

  • Gunakan varietas tahan dan sesaat sebelum dilakukan persemaian rendam benih dengan air panas.

  • Jaga kebersihan lahan, singkirkan inang gulma, jerami, dan gabah yang mungkin terinfeksi oleh bakteri.

  • Gunakan nutrisi tanaman dalam jumlah yang seimbang, terutama nitrogen.

  • Pastikan drainase lahan yang baik (pada tanaman yang tergenang air secara konvensional) dan pembibitan.

  • Keringkan lahan selama periode bera untuk membunuh bakteri di tanah dan sisa tanaman.

  • Dalam kasus infeksi yang parah, ketika hasil mungkin terpengaruh, fungisida berbahan dasar copper (tembaga) dapat diaplikasikan pada tajuk sehingga efektif dalam mengendalikan penyakit.

  • Fungisida berbahan dasar Copper (tembaga oksida 56%).

Hawar daun bakteri/Penyakit kresek

Cara identifikasi penyakit hawar daun bakteri:

  • Gejala awalnya muncul sebagai bercak linier kecil di antara urat daun. Garis-garis ini awalnya berwarna hijau tua dan kemudian menjadi coklat muda hingga abu-abu kekuningan.

  • Bercak tembus cahaya saat dipegang melawan cahaya.

  • Seluruh daun bisa menjadi coklat dan mati bila penyakitnya sangat parah.

  • Dalam kondisi lembab, tetesan kuning cairan dari bakteri yang mengandung massa sel bakteri dapat diamati pada permukaan daun.

Cara mencegah dan mengelola:

  • Menanam varietas tahan telah terbukti sebagai cara yang paling efisien, paling andal, dan termurah untuk mengendalikan hawar bakteri.

  • Gunakan nutrisi tanaman dalam jumlah yang seimbang, terutama nitrogen.

  • Pastikan drainase lahan yang baik (pada tanaman yang tergenang air secara konvensional) dan pembibitan.

  • Jaga kebersihan lahan, singkirkan inang gulma, jerami, dan gabah yang mungkin terinfeksi oleh bakteri.

  • Biarkan lahan bera mengering untuk menekan agen penyakit di tanah dan sisa tanaman.

  • Bakterisida (misalnya yang berbahan aktif Streptomisin sulfat 15%, Oksitetra siklin, Plantomycin 7SP, Benomil 50%).

Bercak coklat

Cara identifikasi penyakit bercak coklat:

  • Adanya bibit yang terinfeksi memiliki bercak kecil, melingkar, kuning coklat atau coklat yang dapat mengikat koleoptil dan mendistorsi daun primer dan sekunder.

  • Mulai dari tahap anakan, bercak dapat diamati pada daun. Mereka awalnya kecil, melingkar, dan berwarna coklat tua hingga coklat keunguan.

  • Bercak yang berkembang sempurna berbentuk lingkaran hingga lonjong dengan bagian tengah berwarna coklat muda hingga abu-abu, dikelilingi oleh tepi berwarna coklat kemerahan yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh jamur. Pada varietas yang rentan, bercak sepanjang 5−14 mm dapat menyebabkan daun menjadi layu.

  • Pada varietas tahan, bercak berwarna coklat dan seukuran kepala peniti.

Cara mencegah dan mengelola:

  • Meningkatkan kesuburan tanah adalah langkah pertama dalam mengelola bercak coklat. Anda dapat memantau pemberian nutrisi tanah secara teratur dengan menerapkan pupuk yang dibutuhkan. Untuk tanah yang rendah silikon, aplikasikan kalsium silikat sebelum tanam.

  • Gunakan varietas tahan. Anda dapat menghubungi kantor pertanian setempat untuk mengetahui daftar varietas terbaru yang tersedia.

  • Perlakukan benih dengan air panas (53−54°C) selama 10−12 menit sebelum tanam, untuk mengendalikan infeksi primer pada tahap pembibitan. Untuk meningkatkan efektivitas perlakuan, selanjutnya benih direndam terlebih dahulu dalam air dingin selama delapan jam.

  • Fungisida (misalnya, iprodione, propiconazole, azoxystrobin, trifloxystrobin, dan carbendazim).

Luka api palsu

  • Jaga kebersihan lapangan dan membuang benih, malai, dan sisa tanaman yang terinfeksi setelah panen. -

  • Kurangi tingkat kelembapan melalui pembasahan dan pengeringan alternatif (AWD) daripada membanjiri lahan secara permanen.

  • Jika memungkinkan, lakukan pengolahan tanah konservasi dan tanam padi terus menerus.

  • Gunakan benih bersertifikat dan varietas tahan. Hubungi kantor pertanian setempat untuk mendapatkan daftar terbaru dari varietas yang tersedia.

Hawar pelapah/Busuk daun

Gejalanya mirip dengan busuk batang dan serangan penggerek batang.

  • Terdapat bercak abu-abu kehijauan oval atau elipsoidal, biasanya sepanjang 1-3 cm, pada pelepah daun, awalnya tepat di atas permukaan tanah atau air dalam kasus padi yang digenangi secara konvensional.

  • Bercak awal ini berkembang biak dan meluas ke bagian atas pelepah, daun, dan kemudian menyebar ke anakan tetangga yang termasuk dalam rumpung yang berbeda.

  • Bercak pada daun biasanya memiliki garis yang tidak beraturan, seringkali dengan bagian tengah berwarna abu-abu putih dan tepian berwarna coklat seiring bertambahnya usia.

  • Dalam ekosistem tropis, peran sklerotia dalam memulai penyakit tidak pasti. Bagaimanapun, patogen tidak menghasilkan spora yang tersebar di udara; penyebarannya pada dasarnya tergantung pada hifa yang berjalan di jaringan tanaman dan menghasilkan infeksi baru.

  • Fungisida dan bakterisida (misalnya yang berbahan aktif Tiodiazol 200 g/l, tembaga hidroksida 77%).

Busuk pelepah daun bendera

  • Meminimalkan infestasi serangga di sawah. Serangga menyebabkan luka pada tanaman yang memungkinkan jamur masuk ke dalam tanaman dan menyebabkan infeksi.

  • Busuk pelepah merupakan penyakit yang terbawa benih, gunakan benih yang sehat.

  • Jamur bertahan hidup pada sisa tanaman padi setelah panen dan dapat menyebabkan infeksi pada musim berikutnya. Bersihkan seluruh sisa panen yang terdapat di lahan.

  • Gunakan jarak tanam yang optimal. Tabur tiga tanaman per rumpun dengan jarak baris 20 cm.

  • Terapkan kalium pada tahap anakan dan semprotkan daun dengan kalsium sulfat dan seng sulfat.

  • Terapkan fungisida perlakuan benih seperti carbendazim, edifenphos, atau mancozeb sebagai perlakuan benih dan penyemprotan daun pada tahap pengisian benih.

  • Terapkan fungisida daun seperti benomyl dan copper oxychloride sebagai semprotan daun.

Tungro

  • Lakukan penanaman sinkron dengan pertanian di sekitarnya. Penanaman yang tertunda atau terlambat, relatif terhadap tanggal rata-rata di suatu daerah, membuat lahan tersebut rentan terhadap Tungro. Lahan yang terlambat ditanami juga menimbulkan risiko penanaman awal di musim berikutnya.

  • Sesuaikan waktu tanam dengan saat wereng hijau sedang tidak musim atau melimpah, jika diketahui

  • Bajak lahan yang terinfeksi segera setelah panen untuk mengurangi sumber inokulum dan hancurkan telur dan tempat perkembangbiakan wereng hijau.

  • Menggunakan Insektisida nabati.

Nematoda simpul akar

  • Gunakan senyawa nematisida: nematisida yang mudah menguap (fumigan) dan nonvolatil yang diaplikasikan sebagai pembasah tanah.

  • Rawat benih dengan EPN dan karbofuran.

  • Celupkan akar ke dalam bahan kimia sistemik seperti oxamyl atau fensulfothion, phorate, carbofuran, dan 1,2-dibromo-3-chloropropane ( DBCP).

  • Gunakan varietas tahan. Anda dapat menghubungi kantor pertanian setempat untuk mendapatkan daftar terbaru dari varietas yang tersedia.

  • Genangi lahan terus menerus, menanam bibit padi di tanah yang tergenang air dan melakukan rotasi tanaman.