Preloader Logo

Persiapan Pertanaman Jagung

Cover Wiki

Persiapan pertanaman merupakan serangkaian kegiatan perencanaan yang dilakukan sebelum budi daya dilakukan. Persiapan pertanaman pada budi daya jagung dilakukan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan budi daya jagung dan mengurangi risiko terjadinya kerugian hasil panen dengan melakukan perencanaan yang sistematis.

Kegiatan persiapan pertanaman meliputi penentuan sistem pertanaman, penentuan irigasi dan drainase, hingga persiapan logistik selama budi daya mencakup perhitungan kebutuhan benih, pupuk, obat-obatan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

Penentuan Target Hasil Jagung Hibrida


Jenis lahan : lahan irigasi

Bahan tanam : benih jagung hibrida dengan potensi hasil 10-12 ton/ha

Topografi lahan : datar

Ragam Jenis Persiapan Pertanaman Jagung Hibrida


a. Penentuan Sistem Pertanaman

Penentuan sistem pertanaman ini sangat bergantung pada target hasil pertanaman, kondisi lahan, lingkungan, iklim (curah hujan), dan aspek sosial pelaku budi daya tanaman.

Jenis Sistem Pertanaman

Monokultur baris tunggal

Gambar. Sistem pertanaman monokultur Jagung

Gambar. Bentuk bedengan dan jarak tanam penanaman jagung hibrida baris tunggal

Keterangan:

Tanda titik berwarna kuning di tengah bedengan merupakan ketinggian lahan awal sebelum dibuat bedengan.

Lebar bedengan = 40 cm

Jarak antar bedengan = 35 cm

Jarak tanaman dalam baris = 20 cm

Jarak tanaman antar baris = 75 cm

Jarak tanam = 75 cm x 20 cm

Rotasi dan Pola tanam

Rotasi dan pola tanam juga dapat dilakukan dengan

Pertanaman Campuran (Mixed Farming)

Sistem pertanaman ini membentuk sistem pertanian terpadu dengan tanaman budi daya dan ternak sama-sama menjadi basis pertanian. Tanaman jagung mendapatkan pupuk organik dari kotoran hewan ternak, dan hewan ternak mendapatkan keuntungan dengan tersedianya pakan ternak yaitu hijauan dari tanaman budi daya.

b. Penentuan Sistem Irigasi dan Drainase

1. Penentuan Sistem Drainase

Penentuan sistem irigasi merupakan strategi pengelolaan air di lahan budi daya untuk memenuhi kebutuhan air tanaman sesuai dengan fase pertumbuhannya.

Jenis sistem irigasi

  • Irigasi di atas permukaan tanah (Furrow Irrigation)

    Sistem irigasi dengan menggunakan parit/alur kecil sebagai jalan air. air mengalir sesuai dengan kemiringan dan tanaman berada diantara parit tersebut, cocok untuk tanaman yang tidak tahan genangan.

  • Sumber air

    Pompa air ataupun air hujan

Gambar. Irigasi atas permukaan tanah (furrow irrigation
(Sumber: https://www.agrivi.com/

Gambar. Fase pertumbuhan jagung beserta persentase kebutuhan nutrisi dan air

Keterangan:

Warna hijau = terjadi peningkatan kebutuhan

Warna ungu = kebutuhan dalam jumlah paling tinggi

Tabel. Kebutuhan air tanaman jagung berdasarkan fase pertumbuhan

Fase

Kebutuhan

VE

Air dibutuhkan untuk perkecambahan benih

V6-V8

Terjadi peningkatan kebutuhan air karena adanya pembentukan calon biji dalam baris per tongkol, kekurangan air pada fase ini akan menurunkan jumlah baris biji per tongkol

VT-R1

Fase vegetatif akhir dan awal masa reproduktif. Kebutuhan air berkisar 0,5-0,7 liter / tanaman/ hari. Kekurangan air pada fase ini akan menurunkan kandungan air pada serbuk sari dan bungan betina sehingga menurunkan kualitas dan kuantitas biji jagung.

2. Penentuan Sistem Drainase

Sistem drainase merupakan strategi yang dilakukan untuk membuang kelebihan air tanah agar kondisi pertanaman tetap optimal. Saluran drainase merupakan saluran yang sama dengan saluran irigasi yang kemudian dikumpulkan pada saluran yang tegak lurus dengan arah bedengan.

Drainase permukaan tanah, yaitu drainase acak atau paralel

Drainase di atas permukaan tanah

(Sumber: https://www/fao.org/)

c. Persiapan Logistik

Persiapan logistik merupakan kegiatan yang dilakukan dalam persiapan pertanaman dengan mempersiapkan semua komponen yang dibutuhkan selama budi daya tanaman, mulai dari persiapan bahan tanam yaitu persiapan benih, persiapan pupuk, persiapan kebutuhan obat-obatan untuk Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

Jenis Kegiatan Persiapan Logistik

1. Persiapan Benih Jagung

Tabel 2. Standar mutu benih jagung bersertifikat

Parameter

Nilai

Kadar air (maksimal) (%)

12,0

Benih murni (minimal) (%)

98,0

Kotoran benih (maksimal) (%)

2,0

Benih tanaman lain (maksimal) (%)

0,2

Biji Gulma (maksimal) (%)

0,0

Daya Berkecambah (minimal) (%)

75

(Sumber: https://tanamanpangan.pertanian.go.id/)

Informasi Mutu Benih pada Bagian Belakang Kemasan Benih Jagung
(Sumber: https://pangandata.com/)

Kebutuhan benih di lapangan dapat dihitung dengan menggunakan beberapa komponen yang diketahui yaitu:

  1. Informasi berat 1000 butir benih

  2. Luas lahan budi daya

  3. Jarak tanam

  4. Daya tumbuh benih

  5. Jumlah benih/bibit per lubang tanam

Rumus menghitung kebutuhan benih:

Kebutuhan benih = (L / JT) x (100 / DT) x JB x (Berat 1000 benih / 1000)

Keterangan:

L : Luas lahan

JT : Jarak tanam

DT : Daya Tumbuh (%)

JB : Jumlah benih per lubang

Perhitungan benih dengan lahan bedengan:

Jb = L/(Lbd+Jab x Jtb) x Jub x Jbl x 100/Dt

Keterangan:

L : luas lahan (m2)

Lbd : lebar bedengan (m)

Jab : Jarak antar bedengan (m)

Jtb : Jarak tanaman dalam barisan (m)

Jub : Jumlah barisan

Jbl : Jumlah benih per lubang

Dt : Daya tumbuh benih (%)

Total berat benih = Jb/(jumlah benih dalam 1 pack/ berat benih 1 pack)

Jika luas lahan 1000 m2

Lebar bedengan = 40 cm

Jarak antar bedengan = 35 cm

Jarak tanaman dalam baris = 20 cm

Jarak tanaman antar baris = 75 cm

Jarak tanam = 75 cm x 20 cm

Daya tumbuh = 85 %

Jumlah tanaman per lubang = 1

Berat 1000 benih = 250 gr (rata-rata berat 1000 benih jagung)

Maka, kebutuhan benih untuk 1.000 m2 adalah:

Kebutuhan benih = (1.000/0,15) x (100/85) x (1) x (250/1000) = (6666) x (1,17) x (1) x (0,25) = 1949,8 gr (1,94 kg) per 1.000 m2

2. Persiapan Pupuk

Tujuan dilakukan pemupukan antara lain untuk memperbaiki kondisi tanah, meningkatkan kesuburan tanah, memberikan nutrisi untuk tanaman, dan memperbaiki kualitas serta kuantitas tanaman.

Pemupukan sangat berperan dalam memastikan keberhasilan produksi tanaman tersebut. Dengan demikian, selain harus mengetahui jenis-jenis pupuk dan proses penyerapan pupuk tersebut. Petani juga harus tahu dan memahami cara menggunakan pupuk pada tanaman, sehingga proses pemupukan tersebut bisa lebih efektif dan efisien.

Tabel. Kebutuhan pupuk berdasarkan fase pertumbuhan jagung

Fase

Kebutuhan pupuk

Cara

1 bulan sebelum penanaman

Pupuk kandang yang telah matang 5-10 ton / ha

Pupuk disebar di atas permukaan lahan

7-10 Hari Setelah Tanam (HST) V1-V2

Urea = 117 kg/ha SP 36 = 200 kg / ha KCl = 50 kg / ha

Atau

Urea = 90 kg / ha NPK Phonska = 200 kg / ha SP 36 = 80 kg / ha

Pupuk diletakkan 7 - 10 cm dari tanaman jagung dan dibuat lubang sedalam 3-5 cm dengan menggunakan tugal.

28-30 HST V5

Urea = 117 kg / ha KCl = 50 kg / ha

Atau

Urea = 90 kg/ha NPK Phonska = 200 kg /ha

Pupuk diletakkan 7 - 10 cm dari tanaman jagung dan dibuat lubang sedalam 3-5 cm dengan menggunakan tugal.

45-50 HST V12- V16 (menjelang berbunga)

Urea = 117 kg / ha

Atau

Urea = 90 kg/ha

Pupuk diletakkan 7 - 10 cm dari tanaman jagung dan dibuat lubang sedalam 3-5 cm dengan menggunakan tugal.

3. Persiapan Obat-obatan untuk Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Persiapan obat-obatan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan strategi untuk menangani potensi kerugian akibat adanya gangguan OPT.

Penggunaan pestisida dalam konsep penanganan hama terpadu (PHT) penggunaan pestisida harus memenuhi enam tepat : yaitu (1) tepat sasaran, (2) tepat mutu, (3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu, (5) tepat dosis atau konsentrasi, dan (6) tepat cara penggunaan.

Tabel 4. Berdasarkan fase pertumbuhan jagung

Fase

Jenis OPT

Pengelolaan dan Pengendalian

V1-V2 0-7 HST

Gulma

  • Pengolahan tanah secara periodik

  • Penggunaan herbisida pra tumbuh pada 7-10 hari sebelum tanam

V3-V6 21-28 HST

Gulma

Herbisida selektif atau herbisida spektrum luas

Selama Stadia vegetatif

Penggerek tongkol jagung

Karbofuran dan furadan 3G diaplikasikan dengan disemprot

Selama Stadia vegetatif

Penggerek batang jagung (ulat grayak)

  • Numectin 20EC

  • Alat perangkap ngengat sex feromonoid sebanyak 40 buah/Ha semenjak tanaman jagung berusia 2 minggu.

  • Pemakaian agensia hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami seperti: Cendawan Cordisep, Aspergillus flavus, Beauveria bassina, Nomuarea rileyi, atau Metarhizium anisopliae, bisa juga dari golongan bakteri seperti Bacillus thuringensis.

Selama Stadia vegetatif

Ulat tanah

  • Insektisida biologi dari golongan bakteri seperti Bacilius thuringiensis atau insektisida biologi dari golongan jamur seperti Beauvaria bassiana.

  • Insektisida Dursban 20 EC, dengan dosis 2 ml pada 1 liter air, 500 liter/ha.

Selama Stadia vegetatif

Kutu daun

Dapat menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin, dosis atau konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Selama Stadia vegetatif

Hawar daun

  • Rotasi tanaman

  • Pengolahan tanah intensif

  • Penggunaan varietas tahan

  • Fungisida Amistratop 325 SC

Selama Stadia vegetatif

Busuk batang

  • Cendawan antagonis Trichoderma sp.

  • Rotasi tanaman

  • Drainase diperbaiki

  • Menghindari pemupukan N berlebih dan K rendah

  • Varietas tahan BISI-1, BISI-4, Pioner -8,10, 12, 13.

Selama Stadia vegetatif

Bulai

  • Sebelum tanam, benih diberi fungisida metalaksil dosis 2 gram (0,7 g bahan aktif) per kg benih

  • Penanaman jagung serempak

  • Pemusnahan tanaman yang bergejala

  • Tanaman jagung berumur 7 HST hingga 35 HST disemprot dengan fungisida berbahan aktif iprodium dan menggunakan obat carbio dengan dosis 15-25 ml dalam 17 liter air,

Selama Stadia vegetatif

Karat daun

  • Penanaman varietas tahan (lamuru, sukmaraga, bima 1, semar 10).

  • Penyemprotan fungisida bahan aktif benomil.

Selama Stadia vegetatif

Bercak daun

  • Penanaman varietas tahan (bima 1)

  • Pemusnahan tanaman yang bergejala

  • Penyemprotan fungisida bahan aktif mankozeb, karbendazim.

Selama Stadia vegetatif

Virus mosaik

  • Pemusnahan tanaman yang bergejala seawal mungkin.

  • Rotasi tanaman