Preloader Logo

Krisis Beras di Jepang, Indonesia Harus Waspada

Cover Article

Belakangan ini beredar berita bahwa terjadi krisis beras di Jepang. Kelangkaan beras di Jepang menimbulkan kekhawatiran karena beras menjadi bahan pangan utama di sana. Bahkan, salah satu toko di Fukushima melaporkan bahwa stok beras mereka dalam waktu 2 menit ketika baru diisi setelah kosong selama 3 hari. Penyebabnya beragam, salah satunya adalah karena cuaca ekstrem dan perubahan iklim di Jepang.

Sobat Tani, fenomena kelangkaan beras dikhawatirkan terjadi tidak hanya di Jepang saja. Apalagi, Indonesia juga memiliki iklim tropis yang rawan dengan kemarau yang berkepanjangan. Simak penyebab krisis beras di Jepang dan bagaimana cara mencegahnya.

Bagaimana Beras Menjadi Langka

Penurunan stok beras di Jepang diduga berasal dari kombinasi beberapa faktor. Dua penyebab utama adalah cuaca panas ekstrem dan lonjakan permintaan beras di Jepang.

Kelangkaan beras di Jepang disinyalir terjadi sejak bulan Juni 2024. Penelitian oleh Li (2023) membuktikan bahwa memang terdapat cuaca panas yang menurunkan produktivitas padi di Jepang di bulan Juni. Cuaca ekstrem selama beberapa tahun ke belakang tidak lepas dari adanya perubahan iklim dengan efek jangka panjang. Perubahan iklim menyebabkan peningkatan suhu udara dan curah hujan tidak stabil yang berakibat pada penurunan pembentukan bulir padi.

Stok beras kosong di Jepang

Kekosongan beras di supermarket Jepang
Sumber: The Japan Times

Berkaitan dengan peningkatan permintaan beras yang drastis di Jepang, setidaknya terdapat tiga penyebab. Pertama, peringatan gempa di awal Agustus dan topan selama musim panas menyebabkan sebagian penduduk melakukan pembelian beras dalam jumlah besar. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya pengamanan cadangan pangan.

Kedua, adanya ketegangan politik antara Rusia dengan Ukraina menyebabkan kelangkaan gandum impor yang menjadi bahan baku pembuatan sejumlah makanan seperti roti dan mi. Kondisi tersebut mendorong penduduk untuk beralih ke bahan pangan lebih terjangkau, yakni beras lokal.

Ketiga, terdapat peningkatan permintaan dari ledakan turis. Jepang terkenal akan berbagai hidangan yang terbuat dari nasi, seperti sushi, onigiri, hingga donburi atau nasi yang disajikan dalam mangkuk. Kelangkaan beras menjadikan berbagai tempat makan kekurangan stok nasi.

Pelajaran bagi Indonesia

Saat ini, ketersediaan beras di Indonesia masih lebih besar dibandingkan jumlah produksinya. Akan tetapi, tren penurunan produksi beras selama beberapa tahun terakhir dapat mengakibatkan krisis pangan bila tidak diantisipasi sedini mungkin. Indonesia perlu berupaya meningkatkan kapasitas produksi beras lokal mengingat permintaan beras terus meningkat.

Untuk mencegah kelangkaan beras dan penurunan produktivitas beras, Sobat Tani perlu menerapkan perencanaan tanam padi yang tepat. Selalu perhatikan musim tanam dan rekomendasi dari BMKG untuk memastikan suhu ideal dan suplai air tercukupi untuk pertumbuhan padi. Lakukan penanganan benih yang baru berkecambah dengan hati-hati dan hindarkan dari cekaman kekeringan maupun genangan air akibat hujan.

Selain itu, selalu pantau perkembangan padi agar ternutrisi dengan baik terbebas dari serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan produktivitas tanaman padi. Hal ini penting dilakukan terutama saat pergantian musim dengan cuaca panas yang diikuti oleh hujan lebat. Di Jepang, sebagian petani telah memanfaatkan teknologi satelit untuk mempermudah pemantauan area yang memerlukan pemupukan atau perlakuan khusus.

Teknologi satelit dalam pertanian

Pertanian dengan teknologi satelit
Sumber: Space in Africa

Dalam melakukan pemilihan benih, Sobat Tani dapat menggunakan varietas padi unggul yang tahan cuaca ekstrem maupun serangan hama-penyakit. Beberapa varietas padi tahan kering dan hama-penyakit yang direkomendasikan oleh Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pangan antara lain sebagai berikut.

  1. Padi sawah irigasi: varietas Inpari 13, 19, 38, 39, 40, 41, 42,43,46, Cakrabuana Agritan, Padjadjaran, Siliwangi, Cisaat, M-70D

  2. Padi lahan non irigasi (lahan kering, tadah hujan, padi gogo): varietas Inpago Lipigo 4, Inpago 4-13, Silugonggo, Batutegi, Towuti, Limboto, Situpatenggang, Situbagendit, IPB 9 G, Rindang 1 Agritan, Rindang 2 Agritan, Jatiluhur, Luhur 1, Luhur 2, Bio Patenggang Agritan, Bio Bestari Agritan

Lahan sawah kekeringan

Lahan sawah kekeringan di Indonesia

Sumber: Kompas.com 

Kelangkaan beras menjadi isu penting bagi negara yang bergantung pada nasi seperti Jepang. Namun, Sobat Tani juga perlu mengingat bahwa Indonesia juga dapat mengalami hal serupa karena turut mengandalkan nasi sebagai bahan pangan pokok. Jadi, mari kita usahakan ketahanan pangan Indonesia melalui berbagai inovasi pertanian berkelanjutan.

Referensi:

Anggarda, B., et al. (2023). Modul Pembelajaran: Praktik Pertanian Terbaik Budi Daya Padi. Edufarmers International.

Li, C. (2023). Climate change impacts on rice production in Japan: A Cobb-Douglas and panel data analysis. Ecological Indicators 147.

NHK World. (2024). Why Japan is running low on rice. https://www3.nhk.or.jp/nhkworld/en/news/backstories/3553/.

Radio Taiwan International. (2024). Krisis Beras di Jepang, Koperasi Petani Minta Wilayah Niigata Untuk Membantu Atasi Kekurangan Stok Beras. https://id.rti.org.tw/news/view/id/107489.

Setiawan, C., & Setianingsih, R. (2023). Varietas padi toleran kekeringan yang adaptif atasi fenomena el nino. https://tanamanpangan.pertanian.go.id/detil-konten/iptek/217.