Preloader Logo

Mengolah Lahan Padi dengan Metode Kering

Cover Article

Umumnya, pengolahan lahan padi menggunakan metode basah dengan melakukan pengairan dan penggenangan lahan untuk persiapan penanaman. Pada metode kering, tanah tidak terendam air dan air hanya digunakan pada saat penyemaian dan juga pembibitan. Teknik ini bisa dilakukan pada saat pasokan air langka dan juga tenaga kerja yang bekerja di lahan sedikit.

Pengolahan tanah dengan teknik kering ini memiliki beberapa manfaat, di antaranya adalah fleksibilitas lahan, yaitu bisa digunakan di daerah-daerah dengan ketersediaan air yang terbatas, tidak memerlukan infrastruktur irigasi yang rumit sehingga biaya produksi bisa lebih ekonomis, dan memungkinkan penerapan rotasi tanaman yang lebih luas karena tidak terbatas oleh kondisi air.  

Teknik ini biasanya dilakukan untuk padi gogo, yaitu jenis padi yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang cenderung gersang. Teknik ini juga bisa dilakukan untuk padi sawah di dataran rendah. Akan tetapi, penerapan metode ini bisa mengurangi kesuburan tanaman. Untuk itu, penerapan ini sebaiknya dilakukan jika pengolahan lahan basah tidak memungkinkan untuk dilakukan.  

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk menerapkan pengolahan lahan dengan metode kering, yaitu:

  1. Memperbaiki dan membuat tanggul pematang

    Pembuatan tanggul pematang pada metode kering sama dengan metode basah. Ukuran pematang tidak boleh lebih dari 50 cm x 30 cm di sekeliling lahan. Tetapi, jika lokasi sawah rentan dengan hama tikus, pematang dibuat dengan ukuran 20 cm x 30 cm. Pastikan pematang dipadatkan dengan baik dan ditutup dengan benar agar tidak terjadi kehilangan air atau rembesan, khususnya di lahan miring.  

  2. Mengolah tanah primer

    Pengolahan lahan primer bertujuan untuk membunuh gulma dengan mengubur dan juga membuka akarnya.  
    Untuk mengolah tanah primer, caranya cukup mudah. Buat lintasan di sepanjang tepi lahan dengan pola searah jarum jam. Setelah itu pada tahap kedua, lakukan hal yang sama dengan pola berlawanan jarum jam dan selesaikan di tengah. Lakukan sampai kedalam yang wajar, yaitu sekitar 10-20 cm dari tanah.

  3. Mengolah tanah sekunder

    Untuk mengolah tanah sekunder, buatlah satu lintasan dengan cakram garpu tajam. Setelah itu, gunakan rotovator untuk mengolah tanah. Lakukan 2 kali lintasan saat mengolah tanah dan lakukan pengolahan sekunder sebanyak 1-3 kali jika memiliki tenaga kerja yang cukup. 

  4. Meratakan lahan

    Ratakan tanah dengan menggunakan alat power tiller dengan papan kayu terpasang. Untuk meratakan tanah, biasanya membutuhan waktu sekitar 8 jam untuk setiap 1 hektar lahan. Proses ini sama dengan proses perataan lahan yang dilakukan pada teknik pengolahan basah. Setelah proses ini dilakukan, gemburkan tanah dengan kedalaman 1-3 cm untuk mengurangi kepadatan tanah.  

  5. Membiarkan kemunculan gulma pada lahan

    Setelah selesai melakukan proses pengolahan lahan, biarkan gulma muncul selama 2 minggu. Hal ini dilakukan untuk memberikan waktu bagi gulma untuk tumbuh dan kemudian diatasi dengan herbisida non-selektif seperti glifosat. Setelah itu, proses penanaman sudah bisa dilakukan.  

Referensi:

Edufarmers. 2022. Persiapan Lahan Padi. Jakarta