Preloader Logo

Pembuatan Bedeng

Cover Wiki

Maksud dan Tujuan


Maksud dari pembuatan bedengan adalah membagi suatu lahan menjadi beberapa baris setelah tanah diolah atau dibajak. Bedengan dapat digunakan sebagai media tumbuh tanaman, seperti pada palawija dan hortikultura. Bedengan juga dimanfaatkan sebagai tempat persemaian benih untuk tanaman yang membutuhkan penyemaian sebelum pindah tanam, misalnya pada tanaman semusim seperti padi, maupun pada tanaman tahunan seperti kakao dan kopi.

Tujuan pembuatan bedengan adalah saat curah hujan sedang tinggi dapat mencegah tanaman supaya tidak tergenang air dengan pengaturan pada saluran drainase, untuk menjaga tanaman tetap tegak dengan jarak tanam yang lebih rapi dan tertata, menjaga kelembapan tanah, memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, dan lebih optimal dalam menyerap unsur hara yang tersedia.

Bedengan

Definisi


Istilah bedengan sama artinya dengan “guludan” (bagian tanah yang ditinggikan).

Pembuatan bedengan adalah proses meninggikan tanah yang telah selesai diolah sebagai tempat tumbuh tanaman budi daya. Pembuatan bedengan biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembuatan saluran irigasi – drainase, setelah tanah digemburkan dengan cara dibajak.

Ragam Jenis


Pada tanaman padi, bedengan untuk kegiatan persemaian dibedakan menjadi 2 yaitu pada persemaian basah dan persemaian kering.

a. Persemaian basah

Bedengan persemaian basah
(Sumber: www.knowledgebank.irri.org)

Area yang digunakan sekitar 10% dari area pertanian yang akan digunakan.

Ukuran bedengan yang digunakan yaitu tinggi 5-10 cm, panjang 8-10 m, lebar 1-1,5 m, dengan saluran untuk drainase berukuran 30-50 cm.

b. Persemaian kering

Bedengan persemaian kering
(Sumber: www.knowledgebank.irri.org)

Kelebihan persemaian pada bedengan kering adalah bibit yang dihasilkan lebih pendek dan kuat, dengan sistem perakaran yang lebih panjang dibandingkan jika disemai pada bedengan basah.

Berdasarkan musim yang ada di Indonesia (musim kemarau dan musim hujan) maka ukuran bedengan yang dibuat juga berbeda.

  • Tinggi bedengan saat musim kemarau 30-50 cm, maka tinggi bedengan pada musim hujan lebih tinggi yaitu minimal 50 cm, agar akar tanaman tidak tergenang langsung saat hujan deras.

  • Lebar parit/selokan saat musim kemarau sekitar 30-50 cm, sedangkan lebar parit saat musim hujan lebih lebar yaitu 60-70 cm. Hal tersebut penting untuk menanggulangi banjir yang mungkin terjadi, memperlancar sirkulasi udara dan mempermudah pemeliharaan tanaman.

Berdasarkan perbedaan jenis lahannya, bedengan untuk tempat tumbuh tanaman dibedakan menjadi 2 jenis yaitu bedengan lahan kering/tegalan dan bedengan lahan basah/sawah, yang dibedakan oleh ukuran tinggi dan lebarnya.

a. Lahan kering/tegalan

Bedengan pada lahan kering dibuat dengan ukuran lebar 1 m, tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30-50 cm. Bedengan ini dapat memuat 2 baris tanaman untuk tanaman semusim (Swastika et al., 2017).

Ilustrasi bedengan lahan kering/tegalan

b. Lahan basah/sawah

Bedengan pada lahan basah dibuat lebih lebar dan tinggi dibandingkan di lahan kering, yaitu dengan ukuran lebar 1,5 m, tinggi 50 cm dan jarak antar bedengan 30-50 cm. Bedengan ini dapat memuat 2 baris tanaman untuk tanaman semusim (Swastika et al., 2017).

Ilustrasi bedengan lahan basah/sawah

Pembuatan bedengan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan jenis tanaman yang akan dibudidayakan. Bedengan untuk baris tunggal berukuran lebih sempit dibandingkan bedengan baris rangkap dan cenderung datar permukaanya.

Berdasarkan jumlah baris tanaman, bedengan dibedakan menjadi 2 yaitu bedengan baris tunggal (single row) dan bedengan baris rangkap (double row).

a. Bedengan baris tunggal (single row)

Ukuran bedengan dengan baris tunggal memiliki lebar bedengan yang lebih sempit dari lebar bedengan untuk baris rangkap dan bentuk bedengan dibuat gundukan cenderung lancip atau mengerucut.

Bedengan baris tunggal (Fipps, 2003)

Bedengan baris tunggal (USAID-Inma, 2011)

b. Bedengan baris rangkap (double row)

Ukuran bedengan dengan baris rangkap memiliki lebar dua kali dari lebar bedengan untuk baris tunggal dan bentuk atas bedengan dibuat datar permukaanya.

Bedengan baris rangkap (Fipps, 2003)

Bedengan baris rangkap (USAID-Inma, 2011)

Pustaka


Fipps, G. (2003). Irrigation water quality standards and salinity management strategies. Texas A&M Agrilife Extension, 4(03), 1–18.

Swastika, S., Pratama, D., Hidayat, T., & Andri, K. B. (2017). Teknologi Budidaya Cabai Merah. Badan Penerbit Universitas Riau UR PRESS.

USAID-Inma. (2011). Field Corn Production in Iraq. The Louise Berger Group, Inc., United States.