Preloader Logo

Pemupukan

Cover Wiki

Maksud dan Tujuan


Ketersediaan nutrisi tanaman di dalam tanah sangat penting karena akan menentukan bagaimana tanaman akan tumbuh dan berkembang. Sayangnya setiap tanah memiliki ketersediaan nutrisi yang berbeda-beda. Pada lahan budi daya umumnya ketersediaan nutrisinya (unsur hara) terbatas. Oleh karena itu, untuk menjamin ketersediaan unsur hara yang cukup maka dilakukan pemupukan. Tujuan utama dari kegiatan pemupukan adalah untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan hasil tanaman melalui penyediaan unsur hara yang dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tanaman.

Pemupukan Pada Tanaman

Definisi


Pemupukan merupakan rangkaian kegiatan penambahan unsur hara esensial dari luar ke pertanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman.

Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan pertumbuhan tanaman akan terganggu. Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan, unsur hara dibagi menjadi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro terdiri dari: C, H, O (ketersediaannya melimpah); N, P, K (unsur hara makro utama), S, Mg, Ca (Unsur hara makro sekunder). Unsur hara mikro terdiri dari: Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, dan Cl.

Unsur Hara Di Dalam Tanah

Ragam Jenis


Tabel. Klasifikasi pupuk, jenis dan contoh pupuk

No

Klasifikasi Pupuk

Jenis Pupuk

Contoh Pupuk

1

Berdasarkan asalnya

Pupuk Alam

merupakan pupuk yang yang terbuat dari bahan yang berasal dari alam

pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk guano, batuan fosfat, dll

Pupuk Buatan

pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan merekayasan bahan dari alam melalui proses fisika dan kimia

Urea, TSP, SP26, ZA, KCl, ZK, dll

2

Berdasarkan senyawanya

Pupuk Organik

pupuk yang memiliki kandungan senyawa organik. Pupuk organik kebanyakan berasal dari alam yang terproses alami atau dengan rekayasa, kecuali batuan fosfat dan batuan apatit

pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk guano

Pupuk Anorganik

pupuk yang memiliki senyawa anorganik. Pupuk anorganik kebanyakan merupakan pupuk buatan, maupun pupuk alam yang terbuat dari bahan kimia

Pupuk NPK, Pupuk Urea, Pupuk TSP, Pupuk ZA, Pupuk Batuan Phosphate

3

Berdasarkan bentuknya

Pupuk Padat

pupuk yang memiliki bentuk fisik padatan dengan kelarutan yang beragam. Kebanyakan merupakan pupuk yang mengandung unsur hara makro

pupuk tablet, pupuk briket, pupuk granul

Pupuk Cair

pupuk yang memiliki bentuk fisik cair

pupuk organic cair, pupuk NPK cair, pupuk Biosaka

4

Berdasarkan jenis hara yang terkandung di dalamnya

Pupuk Tunggal

pupuk yang mengandung satu macam unsur hara saja. Kebanyakan merupakan kandungan unsur hara makro utama.

pupuk urea yang mengandung unsur hara N, pupuk SP26 yang mengandung unsur hara P

Pupuk Majemuk

pupuk yang mengandung beberapa macam unsur hara

pupuk NPK yang mengandung unsur hara nitrogen, phosphorus, dan kalium

5

Berdasarkan aplikasinya

Pupuk Daun

jenis pupuk yang khusus diaplikasikan dengan cara disemprotkan pada permukaan daun

Pupuk daun gandasil, pupuk pelengkap cair

Pupuk Akar/Tanah

pupuk yang diaplikasikan dengan cara disebar atau dibenamkan pada tanah disekeliling tanaman agar mudah diserap oleh akar

pupuk kandang, NPK, SP26, dll

6

Berdasarkan kecepatan pelepasan unsur haranya

Pupuk Fast Release (Cepat Lepas)

pupuk yang melepaskan kandungan unsur haranya secara cepat agar bisa langsung diserap oleh tanaman

pupuk Urea yang akan segera terlarut/terlepas dan segera dapat dimanfaatkan oleh tanaman

Pupuk Slow Release (Lambat Lepas)

pupuk yang melepaskan kandungan unsur haranya secara lambat agar bisa diserap oleh tanaman secara bertahap

SP26 yang akan terlarut secara perlahan sehingga pada kegiatan budi daya biasanya pupuk SP26 diberikan diawal masa pertumbuhan tanaman

7

Berdasarkan macam unsur haranya

Pupuk Makro

pupuk yang hanya mengandung unsur hara makro saja

NPK, Nitrophoska, MKP, KNO3

Pupuk Mikro

pupuk yang hanya mengandung unsur hara mikro saja

mikrovet, mikroplek, Fitoflex

Pupuk Makro Mikro

pupuk yang hanya mengandung unsur hara makro dan mikro

Karate Plus Boroni yang mengandung Nitrogen, Kalsium dan Boron

8

Berdasarkan reaksi fisiologisnya

Pupuk Masam

pupuk yang ketika diaplikasikan ke tanah dapat meningkatkan kemasaman tanah atau menurunkan pH tanah.

ZA /ammonium sulfat

Pupuk Basa

pupuk yang ketika diaplikasikan ke tanah akan menyebabkan tanah menjadi lebih basa atau meningkatkan nilai pH tanah

Natrium nitrat

Pupuk Netral

pupuk yang ketika diaplikasikan ke tanah tidak menyebabkan perubahan kemasaman atau kebasaan tanah

Ammonium nitrat

Pertumbuhan dan hasil tanaman yang maksimal akan dicapai jika ketersediaan unsur haranya optimal. Salah satu cara untuk menjamin tercukupinya kebutuhan unsur hara tanaman adalah dengan melakukan pemupukan yang ideal. Pemupukan ideal adalah pemupukan yang dilakukan dengan tepat sehingga mampu menciptakan tanaman yang sehat dan lingkungan yang terjaga. Tepat yang dimaksud dalam kegiatan pemupukan biasa disebut 5 TEPAT (5T).

Tabel. Prinsip pemupukan 5 tepat

No

Prinsip Pemupukan

Deskripsi

1

Tepat Jenis

Pada saat pemupukan haruslah tepat dalam menentukan jenis pupuk apa yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur Urea jika tanaman menunjukkan tanda-tanda kekurangan unsur N; SP 26 jika tanaman menunjukkan tanda-tanda kekurangan unsur P.

2

Tepat Dosis

Pemberian pupuk dengan jumlah yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman. Tepat dosis disini dimaksudkan adalah pupuk yang diberikan ke tanaman tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, jika pemberian pupuk sedikit tanaman masih kekurangan unsur yang dibutuhkan, sedangkan terlalu banyak maka akan menyebabkan banyak pupuk yang terbuang, bahkan pada kasus yang ekstrim dapat menyebabkan keracunan pada tanaman.

3

Tepat waktu

Pemupukan yang dilakukan sesuai dengan waktu pupuk tersebut dibutuhkan. Hal ini berkaitan dengan fase tumbuh tanaman, setiap fase pertumbuhan kebutuhan unsur hara tanaman berbeda-beda. Misalkan di awal pertumbuhan, tanaman membutuhkan unsur Nitrogen yang lebih banyak dibanding unsur Fosfor dan Kalium, sedangkan pada masa generative, unsur Fosfor dan Kalium yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan Nitrogen. Penentuan waktu pemupukan yang tepat juga erat kaitannya dengan sifat dari pupuk yang dibutuhkan, misalnya pupuk slow release harus diberikan di awal pertumbuhan karena sifat ketersediaannya haranya yang bertahap. Waktu pemupukan harus diperhatikan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.

4

Tepat Tempat

Penempatan pupuk yang sesuai dengan jangkauan serapaan tanaman. Penempatan pupuk antara tanaman dengan perakaran dengan jangkauan luas tentunya akan berbeda dengan tanaman dengan jangkauan akar yang sempit. Misalnya, pemupukan tanaman jagung biasanya dilakukan dengan cara menempatkan pupuk sejauh 5-10 cm dari batang tanaman, sedangkan pemupukan tanaman kopi dilakukan dengan cara menempatkan pupuk sejauh 30-40 cm dari batang kopi.

5

Tepat Cara

Pada saat pemupukan cara kita harus benar. Penentuan cara pemupukan yang tepat disesuaikan dengan jenis tanaman yang dipupuk, jenis pupuk yang digunakan serta tujuan khusus dari tindakan pemupukan yang dilakukan.

Indikator keberhasilan dari kegiatan pemupukan adalah efisiensi dan efektivitasnya. Perbedaan jenis tanaman, fase pertumbuhan, tujuan pemupukan, jenis tanah, kondisi lingkungan serta pertimbangan ekonomi menjadi hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan metode pemupukan yang akan dipakai.

Secara teknis metode pemupukan yang biasa digunakan oleh petani di Indonesia antara lain:

a. Broadcasting (Sebar)

Pemupukan dengan cara disebar dilakukan apabila jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk prill/butiran di mana tanaman memiliki jarak tanam yang rapat dan teratur dalam barisan, contohnya tanaman padi. Selain itu, cara ini cocok dilakukan untuk tanaman yang mempunyai akar dangkal, tanah cukup subur, dan dosis tinggi atau takaran pemupukan yang banyak.

  • Cara ini dapat pula dilakukan pada waktu pengolahan lahan dengan memberikan pupuk kandang sebelum tanam pada area tanam.

  • Keuntungan memberi pupuk secara broadcasting yaitu lebih hemat waktu dan tenaga kerja serta mudah diaplikasikan untuk pemupukan tanaman budi daya, sedangkan kelemahan pemupukan secara disebar ialah berpotensi terjadinya penguapan atau volatilisasi ammonium (NH4) menjadi bentuk gas ammonia (NH3) yang dapat memacu pertumbuhan gulma.

Aplikasi pupuk secara broadcasting

b. Spot Placement (Peletakan Pada Satu Titik)

Metode spot placement dilakukan dengan cara membuat lubang di samping tanaman sedalam kurang lebih 5-10 cm, kemudian pupuk dimasukkan ke dalam lubang tersebut, setelah itu ditutup dengan tanah. Aplikasi pupuk secara spot placement dapat dilakukan apabila jarak tanam cukup lebar.

Pemupukan pada tanaman jagung dapat menggunakan metode ini. Keuntungan memberi pupuk secara spot placement yaitu pupuk tidak mudah menguap dan aplikasi langsung ke dalam tanah dekat dengan akar tanaman.

Kelemahannya ialah waktu yang diperlukan cukup lama, takaran pupuk diatur agar seragam tiap lubangnya.

Aplikasi Pupuk Secara Spot Placement

c. Ring Placement (Melingkari Tanaman)

Pupuk ditaburkan di antara larikan tanaman dan kemudian ditutup kembali dengan tanah. Ring placement umumnya digunakan untuk tanaman tahunan dengan ditaburkan melingkari tanaman dengan jarak tegak lurus daun terjauh (tajuk daun) dan ditutup kembali dengan tanah.

Cara ini dapat dilakukan apabila jarak tanaman tidak rapat, kesuburan tanah rendah dan perkembangan akar tanaman yang sedikit.

Keuntungan aplikasi secara larikan atau barisan ialah pengambilan hara pupuk oleh tanaman lebih mudah dan kehilangan hara pupuk dapat dikurangi, sedangkan untuk kelemahan aplikasi ini kesuburan tanah rendah jika jumlah pupuk sedikit dan persebaran pupuk tidak merata.

Aplikasi Pupuk Secara Ring Placement

d. Foliar Application (Pemupukan Melalui Daun)

Ketika akan melakukan pemupukan dengan metode ini maka pupuk dilarutkan dahulu ke dalam air dengan konsentrasi sangat rendah kemudian disemprotkan langsung kepada daun dengan alat penyemprot. Jika area budi daya lebih luas, dapat digunakan knapsack sprayer. Aplikasi dilakukan untuk daun bagian bawah, agar nutrisi dapat mudah diserap oleh stomata daun.

Cara ini cukup efektif meningkatkan serapan unsur hara, namun memiliki kelemahan pada waktu dan tenaga kerja yang dibutuhkan yang relative lebih besar.

Aplikasi Pupuk Secara Foliar Applicaton