Preloader Logo

Perjalanan proses pengolahan dari biji hingga kopi yang nikmat

Cover Article

Halo, Sobat! Seperti yang kita tahu, Kopi adalah minuman yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sebagian besar masyarakat di Indonesia. Rasanya yang khas dan aroma yang menggoda sudah membuat kopi menjadi kebutuhan sehari-hari bagi banyak orang, loh. Namun, apakah sobat tani tahu bahwa di balik kenikmatan secangkir kopi tersebut terdapat proses panjang untuk mendapatkan hasil kopi terbaik.

Kali ini kita akan membahas proses pengolahan biji kopi mulai dari pemanenan hingga tahap akhir penyeduhan kopi

1. Pemanenan Biji Kopi

Hal pertama yang harus sobat tani perhatikan adalah waktu pemanenan buah kopi. Karena, akan mempengaruhi kualitas dan hasil akhir dari biji kopi yang diproduksi. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan waktu pemanenan yang optimal:

  • Kematangan Buah: Buah kopi harus dipanen saat sudah mencapai tingkat kematangan yang tepat. Buah yang dipanen terlalu muda cenderung menghasilkan biji kopi yang kurang matang dan kurang beraroma, sementara buah yang terlalu tua dapat menyebabkan penurunan kualitas dan rasa akibat fermentasi yang berlebihan.

  • Warna dan bentuk buah: Pemeriksaan visual dapat memberikan petunjuk yang baik tentang kematangan buah kopi. Buah yang matang biasanya memiliki warna merah cerah atau kuning, tergantung pada varietasnya. Bentuk buah juga dapat memberi petunjuk tentang kematangan, dengan buah yang matang memiliki bentuk bulat dan seimbang.

  • Tekstur dan kekerasan: Sentuhan ringan pada buah kopi dapat memberikan gambaran tentang kematangannya. Buah yang matang biasanya lebih lunak dan mudah dikupas kulitnya. Buah yang terlalu keras atau terlalu lembek mungkin belum matang atau bahkan sudah melewati masa panen yang ideal.

  • Musim panen: Tanaman kopi biasanya menghasilkan buah kopi sekali setahun, meskipun waktu yang tepat dapat bervariasi tergantung pada daerah dan iklim. Petani kopi yang terampil dengan hati-hati memetik buah kopi yang sudah matang secara manual, memastikan hanya buah-buah berkualitas terbaik yang dipilih.

2. Penyortiran

Penyortiran dilakukan untuk memisahkan buah kopi yang matang secara optimal dari buah yang belum matang atau rusak.  Langkah ini melibatkan penghilangan daun, ranting, atau kotoran lain yang mungkin terjebak saat pemetikan.  

3. Proses Pengolahan

  • Proses Basah

    Dalam metode ini, buah kopi direndam dalam air untuk menghilangkan kulit luar dan daging buah. Proses ini memerlukan ketepatan yang baik terhadap suhu air dan waktu fermentasi untuk mencapai hasil yang optimal.

    Tahap selanjutnya adalah Fermentasi. Kopi difermentasi dalam air untuk menghilangkan sisa-sisa daging buah yang tersisa dan mengembangkan profil rasa yang diinginkan. Fermentasi biasanya berlangsung selama beberapa jam atau lebih tergantung pada kondisi lokal dan praktik petani.

    Setelah tahap fermentasi selesai, biji kopi dicuci secara menyeluruh untuk menghilangkan sisa daging buah yang masih menempel. Biji kemudian disebar dan dikeringkan di bawah sinar matahari atau menggunakan pengering mekanis. Proses pengeringan ini dapat memakan waktu beberapa hari dan memerlukan pemantauan yang konstan untuk memastikan biji mencapai kadar kelembaban yang tepat.

  • Proses Kering

    Selain metode basah, terdapat juga proses kering atau yang juga dikenal sebagai metode alami. Metode ini melibatkan pengeringan buah kopi dengan biji masih di dalamnya, memungkinkan proses fermentasi dan pengeringan berlangsung secara alami.

    Langkah awal pada proses kering adalah pengeringan dengan sinar matahari Buah kopi utuh kemudian ditata dalam lapisan tipis di tempat terbuka atau diatas meja pengering (drying bed) untuk dikeringkan dengan sinar matahari. Proses ini memakan waktu beberapa hari dan membutuhkan pemeliharaan agar buah tetap terjaga kebersihannya.

    Setelah proses pengeringan, dapat dilanjut dengan proses pengupasan dan pemolesan: Setelah biji kopi benar-benar kering, mereka menjalani proses pengupasan. Pengupasan melibatkan penghilangan lapisan kulit dari biji, sehingga mengungkapkan biji kopi hijau di dalamnya. Setelah pengupasan, biji kopi dipolishing untuk menghilangkan lapisan perak atau lendir yang masih melekat.

4. Penyortiran dan Penilaian

Setelah melalui proses pengolahan, biji kopi disortir dan dinilai berdasarkan ukuran, bentuk, kepadatan, dan kualitas secara keseluruhan. Langkah ini memastikan bahwa hanya biji dengan kualitas terbaik yang sampai ke pasar.

5. Pemanggangan

Pemanggangan adalah tahap penting berikutnya dalam proses pengolahan biji kopi. Pada tahap ini, biji kopi hijau berubah menjadi biji kopi yang berwarna cokelat yang sering kita lihat dengan aroma yang khas. Proses pemanggangan melibatkan pemberian panas secara hati-hati pada biji kopi, yang menyebabkan reaksi kimia yang mengembangkan rasa dan aroma kopi. 

6. Penggilingan dan Penyeduhan

Setelah biji kopi dipanggang, biji kopi siap untuk digiling dan diseduh menjadi secangkir kopi yang lezat dan bisa kita nikmati. Penggilingan biji menjadi kehalusan yang diinginkan sangat penting untuk mengekstraksi rasa yang optimal. Dari situ, berbagai metode penyeduhan dapat digunakan, termasuk metode tuang, French press, espresso, atau bahkan penyeduhan dingin, Loh. Pilihan metode penyeduhan dapat sangat mempengaruhi rasa dan pengalaman menyeduh kopi secara keseluruhan.

Wah ternyata cukup panjang juga ya sobat untuk mendapatkan kopi lezat yang bisa kita nikmati, semoga hal ini bisa menambah wawasan untuk para sobat tani. Sampai jumpa di konten lainnya

Referensi

Diyasti Farriza, Astuti Yuni, Subarjah Cecep, & Isnaini Nur. (2017). Pengenalan Dan PengendalianOrganisme Pengganggu Tumbuhan (Opt)Tanaman Kopi. 1–42.

Ega Ash Yokawati, Y., & Wachjar, A. (2019). Pengelolaan Panen dan Pascapanen Kopi Arabika (Coffea arabica L.) di Kebun Kalisat Jampit, Bondowoso, Jawa Timur. Buletin Agrohorti, 7(3), 343–350. https://doi.org/10.29244/agrob.v7i3.30471.