Preloader Logo

79 Tahun Merdeka, Kopi Indonesia Semakin Mendunia

Cover Article

Memasuki usia 79 tahun, industri kopi Indonesia terus berkembang. Berdasarkan data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), Indonesia kini menjadi produsen kopi ke-3 dunia, meningkat dari posisi ke-4 pada tahun 2021/2022. Adapun total produksi kopi Indonesia mencapai 11,85 juta kantong yang terdiri dari 9% kopi jenis arabika dan 91% kopi jenis robusta. Sejalan dengan tema HUT RI ke-79, pemerintah berupaya memajukan kesejahteraan industri kopi melalui hilirisasi industri kopi mengingat ekspor kopi sebelumnya terbatas pada biji kopi hijau.

Kopi asal Indonesia menjadi sering menjuarai kompetisi internasional. Uniknya cita rasa, teknik budidaya, serta proses pascapanen kopi Indonesia menjadikannya bernilai jual tinggi. Apakah Sobat Tani sudah tahu kopi Indonesia yang menjadi favorit masyarakat mancanegara? Simak selengkapnya dalam artikel berikut.

Dari Kebun Sampai Siap Minum, Ini Keunikan Kopi Indonesia

Tahukah Sobat Tani bahwa berbagai jenis kopi di seluruh dunia sebetulnya memiliki kemiripan secara genetik? Hal tersebut disebabkan oleh variasi kondisi geografis dan iklim pada masing-masing lokasi penanaman. Kondisi lingkungan Indonesia yang memiliki curah hujan tinggi dan banyak jalur pegunungan aktif menjadikan kopi asal Indonesia memiliki cita rasa dan aroma yang unik.

Di samping faktor alam, perbedaan proses pascapanen turut memberikan variasi rasa kopi di berbagai daerah Indonesia. Banyak daerah di Indonesia menerapkan proses giling basah tradisional, yakni proses fermentasi biji kopi dalam kondisi terendam air setelah dikupas. Meski rentan gagal, proses ini memunculkan ciri khas rasa fermentasi yang unik sehingga banyak diminati.

Proses giling basah kopi

Proses giling basah biji kopi
Sumber: Kompas.com

Komoditas kopi Indonesia secara umum terdiri dari tiga jenis, yakni kopi robusta, arabika, dan liberika. Mayoritas perkebunan kopi di Indonesia ditanami dengan kopi jenis robusta yang dapat tumbuh di ketinggian lebih rendah. Kopi liberika juga banyak ditanam di dataran rendah, tetapi belum banyak dibudidayakan di Indonesia. Kopi arabika menjadi kopi yang lebih terbatas dan ditanam di daerah lebih tinggi.

Kopi Arabika Gayo

Sesuai namanya, kopi Gayo dibudidaya di dataran tinggi Gayo, provinsi Aceh. Kopi Gayo memiliki aroma yang kuat, tetapi tidak menimbulkan rasa aftertaste atau kesan rasa pahit. Selain rasa asam seimbang, kopi Gayo juga memiliki sedikit rasa manis dan buah. Kopi arabika Gayo ditanam di ketinggian 1.000-1.400 mdpl bersama tanaman hortikultura lain di bawah naungan pohon pinus atau lamtoro. Dataran tinggi Gayo juga dikelilingi oleh berbagai pegunungan yang turut menyumbang bahan organik pemberi cita rasa kopi Gayo.

Kebun kopi di Aceh

Kebun kopi di Aceh
Sumber: Humas Pemprov Aceh

Kopi Arabika Flores Bajawa

Kopi ini dibudidayakan oleh penduduk . Tanaman kopi Bajawa ditanam di ketinggian 1.000-1.550 mdpl. Kopi Flores Bajawa memiliki cita rasa khas berupa aroma kacang (nutty) dan tembakau serta keasaman seimbang. Seperti kopi Gayo, tanaman kopi Bajawa juga ditanam di tanah subur yang berasal dari abu vulkanik. Sebagai kopi pertama di Indonesia yang dibudidayakan secara organik, kopi Bajawa merupakan kopi yang paling banyak diekspor ke mancanegara.

Kopi Arabika Kintamani

Biji kopi Kintamani memiliki ciri khas berupa aroma citrus atau jeruk. Hal ini tidak terlepas dari budidaya kopi Kintamani secara tumpang sari bersama jeruk. Kopi Kintamani dibudidayakan dengan sistem irigasi subak dan tanpa pupuk kimia. Berbeda dengan giling basah dan kering, kopi Kintamani menggunakan proses pascapanen honey, yakni pengeringan bersama lapisan getah yang masih membungkus biji kopi sehingga memunculkan aroma buah yang khas.

Kopi Amungme Papua

Kopi Amungme merupakan kopi asal Papua yang ditanam di ketinggian teratas Indonesia, yakni hingga 2.000 mdpl. Kopi ini memiliki cita rasa manis kuat, pekat, dan aroma moka. Keunikan rasa tersebut muncul dari iklim dan tanah subur daerah Tembagapura yang menjadi ladang logam mulia emas.

Kopi Liberika Jambi

Sebagai kopi yang langka, kopi liberika Jambi memiliki persebaran yang terbatas. Kopi yang dikenal sebagai kopi Tungkal ini memiliki perpaduan rasa asam, manis, serta herbal. Rasa tersebut muncul karena karakteristik lahan gambut yang menjadi tempat budidaya kopi ini. Kopi ini juga menjadi salah satu makanan hewan luwak, yang kemudian menghasilkan kopi luwak dengan nilai jual sangat tinggi.

Kopi liberika

Kopi liberika
Sumber: Kumparan

Itulah beberapa macam kopi khas Indonesia yang sudah mendunia. Kira-kira, kopi mana yang ingin Sobat Tani coba? Apakah kopi juga menjadi pelengkap perayaan HUT RI Sobat Tani?

Referensi

Asiah, N., et al. (2022). Profil Kopi Arabika Kintamani Bali. AE Publishing.

Hayani, Z. (2024). Cerita dibalik Kebun Kopi Liberika Tungkal, Tanjung Jabung Barat. https://genta.fkip.unja.ac.id/2024/06/08/cerita-dibalik-kebun-kopi-liberika-tungkal-tanjung-jabung-barat.

Khasanah, U.m, et al. (2023). Modul Pembelajaran Teknik Budi Daya Kopi. Edufarmers.

Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo. 2022. Buku Persyaratan Kopi Gayo (Arabika) Versi Renci. https://www.gayoarabicacoffee.or.id/files/BOR_IG_kopi_arabika_gayo.

Nugroho, D. (2015). Budidaya Kopi Liberika (Coffea liberica var Liberica) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

Tempo.co. (2020). 3 Kopi Papua Paling Diburu di Mancanegara. https://travel.tempo.co/read/1364961/3-kopi-papua-paling-diburu-di-mancanegara.

Teniwut, M. (2024). Ini Alasan Kopi Indonesia Mulai Mendunia. https://mediaindonesia.com/humaniora/672944/ini-alasan-kopi-indonesia-mulai-mendunia.

United States Department of Agriculture. (2024). Coffee: World Markets and Trade.

Wahyuningsih, G.I., et al. (2024). Teknik Pengelolaan Kopi Secara Basah. Farm Management of Coffee, Edufarmers International Foundation.

Wulandari, C. (2021). Cita Rasa Kopi Khas Bali. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-balinusra/baca-artikel/13964/Cita-Rasa-Khas-Kopi-Bali.