Preloader Logo

Pengendalian Penyakit Keriting dan Virus Gemini

Cover Article

Berbudidaya tanaman cabai bisa menjadi sumber penghasilan utama bagi petani dengan menciptakan keuntungannya besar saat panen. Fluktuasi harga cabai merah sangat tidak stabil bisa menjadi peluang untuk membuat petani untung besar, bahkan saat harga jual cabai merah mencapai 80rb per kg. Namun sebaliknya, mereka akan menjadi gagal total akibat menemui harga yang sangat rendah, yaitu saat harga hanya 8rb per kg. Harga yang sangat tinggi ini bisa akibat dari stok cabai merah yang terbatas akibat tanaman cabai gagal panen karena terserang hama dan penyakit. Sedangkan, harga anjlok sering kali terjadi saat stok panen melimpah di musim panen raya.

Untuk menciptakan peluang : mendapat harga tinggi dan punya hasil panen maka salahsatu caranya dengan mengamankan tanaman dari serangan hama dan penyakit. Penyakit yang kita tahu sulit dikendalikan adalah penyakit gemini virus akibat serangan hama tipe mulut menusuk menghisap. Tanda-tandanya dengan munculnya perubahan bentuk daun yang menjadi keriting atau melengkung, daun muda berwarna mosaik kekuningan, kerutan daun hingga menjadi ukuran kecil dan lebih tebal, dan tidak berbuah. Kehilangan panen akibat penyakit ini mencapai 90%.

Faktor penyebabnya bisa dari faktor eksternal maupun eksternal. Faktor externalnya antara lain serangan hama golongan menusuk menghisap (sucking pests) seperti hama thrips, kutu kebul, tungau, aphids, dan hama serangga penusuk menghisap lainnya. Faktor lainnya karena banyak tanaman inang yang cocok untuk hidupnya hama yaitu contohnya gulma babadotan (Ageratum conyzoides) ataupun famili tanaman yang disukai hama tersebut.

Lingkungan yang cocok juga bisa mendorong terbentuknya siklus hidup yang sempurna bagi setiap jenis hama tadi. Wilayah yang relatif panas (daerah dataran rendah) bisa mendorong lebih cepatnya umur 1 siklus jenis hama tertentu. Telur hama lebih cepat menetas pada daerah yang suhu rata-rata lebih tinggi dari pada daerah lainnya. Terkadang juga, penyemprotan bahan aktif pestisida kimiawi yang sifatnya keras dan panas juga mampu memperpercepat umur penetasan telur hama dari 5 hari menjadi 3 hari.

Kadang hama menjadi sulit mati meskipun sudah dilakukan penyemprotan secara kimiawi terus menerus, ini bisa dapat terjadi akibat dampak resistensi. Resistensi ini muncul karena jenis hama yang tidak mati saat penyemprotan pertama, kemudian akan berkembang biak menjadi mutan yang relatif tahan aplikasi pestisida kimiawi. Sedangkan faktor eksternal lainya, akibat efek resurjensi atau ketidaktepatan sasaran bahan aktif. Aplikasi pestisida yang tidak tepat, dimana pestisida sebagai racun berspektrum luas, selain dapat membunuh hama ternyata juga mampu membunuh musuh alami seperti polinator, burung, ikan, dan musuh alami lainnya.

Faktor internal yang menyebabkan tanaman cabai gagal panen adalah tanaman tidak tahan serangan penyakit. Kita bisa memilih jenis dan varietas cabai yang paling tahan serangan hama dan penyakit. Kerentanan genetik: Beberapa varietas cabai mungkin secara genetik lebih rentan terhadap infeksi Gemini virus. Varietas yang rentan tidak memiliki mekanisme pertahanan yang cukup untuk melawan virus. Kondisi fisiologis tanaman: Kesehatan dan kondisi fisiologis tanaman cabai juga berpengaruh. Tanaman yang lemah atau stres karena faktor seperti kekurangan nutrisi, kelebihan atau kekurangan air, dan kondisi tanah yang tidak optimal, lebih rentan terhadap serangan virus.

Dalam ilmu hama dan penyakit tanaman, terdapat konsep yang dinamakan segitiga penyakit. Konsep segitiga penyakit (disease triangle concept) adalah model yang digunakan dalam epidemiologi untuk menjelaskan interaksi antara tiga faktor yang diperlukan untuk timbulnya penyakit, terutama dalam konteks penyakit tanaman. Tiga faktor tersebut adalah:

  • Agens Penyebab Penyakit (Pathogen): Ini adalah organisme atau faktor yang menyebabkan penyakit, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit.

  • Inang yang Rentan (Susceptible Host): Inang adalah organisme yang terinfeksi oleh patogen. Ketergantungan penyakit pada kondisi inang, seperti kekebalan, nutrisi, dan faktor genetik, sangat penting.

  • Lingkungan yang Mendukung (Conducive Environment): Lingkungan memainkan peran kritis dalam terjadinya penyakit. Faktor-faktor seperti kelembaban, suhu, dan keadaan lingkungan lainnya dapat memfasilitasi atau menghambat perkembangan penyakit.

Konsep segitiga penyakit menunjukkan bahwa penyakit hanya akan terjadi jika ketiga faktor tersebut ada dan berinteraksi dengan cara tertentu. Jika salah satu dari faktor ini tidak ada atau tidak kondusif, maka penyakit tidak akan berkembang. Konsep ini sangat berguna dalam mengelola dan mencegah penyakit, baik dalam pertanian maupun dalam kesehatan manusia.

Dalam aplikasinya, untuk mengendalikan penyakit, setidaknya satu sisi dari segitiga harus diintervensi, misalnya dengan menghilangkan patogen, membuat inang lebih resisten, atau mengubah kondisi lingkungan agar kurang mendukung bagi patogen.

Tabel jenis hama yang menyebabkan penyakit gemini virus:

Untuk melakukan pengendalian hama penusuk penghisap (sucking pest) dan mencegah terjadinya resistensi, kita bisa gunakan strategi antara lain :

  1. Selalu gunakan produk sesuai takaran label yang direkomendasikan dan interval penyemprotan dengan peralatan aplikasi yang sesuai,

  2. Rotasi kelompok MoA insektisida mencegah seleksi populasi yang resisten secara cepat,

  3. Penggunaan insektisida dengan jenis MoA yang sama terhadap hama yang berbeda pada tanaman yang sama,

  4. Bibit yang ditransplantasikan harus diketahui penggunaan insektisida di kebun pembibitan, sehingga mereka dapat menghindari penggunaan insektisida MoA yang sama secara berurutan saat dipindahkan ke lahan,

  5. Identifikasi hama sasaran yang tepat dapat meningkatkan efektivitas aplikasi insektisida,

  6. Pertimbangkan sifat sistemik dari beberapa produk yang diaplikasikan pada tanah dan benih,

  7. Pastikan cakupan dan retensi aplikasi semprotan insektisida yang baik untuk mengoptimalkan pengendalian hama. Serangga pengganggu penghisap seringkali berada di bagian tanaman yang tidak terpapar, baik di bagian bawah daun, di pangkal tanaman, atau tersembunyi di dalam bunga,

  8. Pastikan aplikasi insektisida menargetkan tahap kehidupan serangga sasaran yang paling tepat,

  9. Pemilihan insektisida yang tepat guna menjaga pengendalian hama dan kelestarian organisme non target,

  10. Menggunakan campuran insektisida, campuran insektisida harus digunakan dengan mempertimbangkan karakteristiknya secara cermat dari masing-masing zat aktif, pola penggunaan dan hama ditargetkan secara kompleks,

  11. Gunakan praktik Pengendalian Hama Terpadu (PHT) untuk melindungi tanaman dari kerusakan hama dan mengurangi risiko resistensi insektisida,

  12. Pantau populasi hama yang bermasalah untuk mendeteksi perubahan sensitivitas pertama,

  13. Dimana informasi lokal diketahui mengenai resistensi silang antar kelompok MoA yang berbeda,

  14. Jangan pernah menggunakan produk yang asal atau komposisinya dipertanyakan.

Website: https://pestisida.id/simpes2psp/simpesfrontend/mereks/indexIzinTetap