Preloader Logo

Best Management Practices (BMP) Teknik Persemaian Tanaman Cabai

Cover Article

Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil dan kualitas produk adalah kondisi bibit/benih transplan yang ideal. Persiapan pembuatan bibit/benih yang baik merupakan langkah awal untuk mendapatkan produksi yang baik pula. Cabai termasuk ke dalam jenis tanaman seharusnya disemaikan/bibitkan terlebih dahulu (In-direct Seeding) di dalam tempat pembibitan, sebelum ditanam di lapang. Kualitas bibit/benih yang ditanam oleh petani perlu dijaga.

Teknologi Persemanain

  • Green House (GH)

    GH untuk persemaian bibit tanaman cabai bisa berbentuk single pan ataupun double pan dengan struktur bahan kayu atau galvanis steel. Desainnya disesuaikan dengan iklim tropis agar ventilasi alami dapat bekerja dengan baik sehingga suhu dalam GH tidak terlalu tinggi.  

    Atap GH terbuat dari UV plastik dengan kandungan UV resistant material sebesar 12%. Dinding GH biasanya dilindungi dengan insect screen dengan kerapatan 30 mesh. Pertimbangan perencanaan pembangunan GH di antaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana (konstruksi, listrik, jalan, transportasi).

    Pertimbangan lain adalah ketersediaan dan kualitas air. Air permukaan dapat membawa: nematoda, bakteri, jamur, alga, dan biji gulma ke dalam sistem GH. Analisis air yang diperlukan meliputi: pH, EC, bicarbonates, Fe, S, Ca, dan magnesium. Pemilihan lokasi GH sebaiknya, tidak ternaungi, kondisi permukaan tanah datar yang memungkinkan pembuatan GH ukuran besar sehingga ekonomis dalam pengelolaan, Drainase baik, 2-3% slope, Tanah berat/clay dihindarkan, Kedekatan dengan area produksi harus dihindarkan (air borne inoculum).  

  • Fasilitas Penunjang

    Fasilitas penunjang pada pembibitan tanaman cabai antara lain ruangan penyimpanan dan persiapan media. 

  • Bangku Semai

    Bangku semai bibit cabai dapat dibuat setinggi 100 cm, dan lebar 120 cm, panjang disesuaikan dengan panjang GH.  

  • Tray Semai/ Wadah Media Semai

    Berbagai macam tray semai standar, terdiri dari bahan polystirene (plastik), dan dari bahan Expanded polystyrene (EPS) atau styrofoam. Tray semai dari bahan EPS atau plastik dengan mempunyai berbagai bentuk sel termasuk piramida terbalik, kerucut terpotong, dan berbagai bentuk miring. 

Manajemen Persemaian

  • Persiapan Media Tanam

    Alternatif 1 : Campuran media media semai 2 ember tanah + 1 ember pupuk kandang dan 150 gr SP-36 (atau 80 gr NPK) dihaluskan, lalu tambah karbofuran 75 gr, lalu diayak. Dari 90%-nya bisa dijadikan 300 - 400 polybag. Benih ditanam dalam polybag/plastik semai ukuran 4x6 cm, dibuat lubang semai 0.5 cm dan ditutup tanah halus atau abu. 

    Alternatif 2 : Tray digunakan sebagai alternatif wadah persemaian selain polybag, jika dihitung lebih efektif dan efisien. Cocopeat sebagai campuran media semai pengganti tanah terbuat dari limbah kelapa, selain ramah lingkungan, membuat bibit jadi kuat saat pemindahan. Kita dapat dilakukan dengan menambahkan agen hayati tricoderma dan mikoriza sesuai dengan dosis yang direkomendasikan.

  • Persiapan Benih

    Benih cabai termasuk kelompok benih ortodoks, yaitu benih yang mengandung kadar air rendah supaya dapat mempertahankan viabilitas/daya hidupnya menjadi lebih lama. Tujuan pemilihan benih cabai adalah untuk mendapatkan benih yang bermutu tinggi, sehat, memiliki produktivitas tinggi, dan memiliki sertifikat/masa berlaku label dari tanggal selesai pengujian (18 bulan).

    Ada 2 jenis benih yang digunakan di Indonesia yaitu benih cabai hibrida dan benih cabai bersari bebas. Benih hibrida adalah benih hasil dari persilangan dua in-brida (benih yang dihasilkan dari hasil menyerbuk sendiri, hasilnya berupa galur murni) yang unggul.

    Contoh cabai hibrida: Cabai Merah TM-999, Cabai Merah Teropong, Hot Beauty, dll. Benih bersari bebas (Open Pollinated) adalah benih yang dihasilkan dari biji yang melakukan penyerbukan di alam secara terbuka. Contoh cabai hasil OP (Open Pollinated): Cabai Merah Ciko, Cabai Merah Keriting Varietas Tanjung 2, Cabai Merah Kencana, Cabai Merah Keriting Varietas Lembang-1, dll. 

    Kebutuhan benih cabai merah peru diketahui agar dapat memastikan banyaknya benih yang akan digunakan dalam satuan luas lahan tertentu. Sebanyak 50 kg buah cabai merah yang matang dapat menghasilkan sebanyak 1 kg benih (1.000 g).

    Setiap 1 g benih terdapat 120 biji, dengan daya kecambah Benih Sebar sebesar 75% dapat menghasilkan sekitar 90 tanaman yang baik. Artinya dari 1 g benih yang menghasilkan bibit siap tanam dengan kualitas baik hanya 90 tanaman. Kebutuhan benih cabai merah untuk lahan 1 ha sekitar 300 - 400 g.

    Penyediaan benih dengan luas lahan 1 ha dibutuhkan 15 - 20 kg buah cabai merah matang atau 27.000 - 36.000 bibit dalam kondisi baik untuk siap tanam. Kebutuhan bibit tanaman cabai merah dengan jumlah 27.000 bibit, perlu ditambah 10% untuk dijadikan cadangan/tanaman sulaman. Sehingga total kebutuhannya menjadi 29.700 bibit atau dibulatkan menjadi 30.000 bibit/ha. 

  • Pemeraman Benih

    Kemasan benih ditusuk dengan jarum untuk memberikan lubang pada kemasan. Kemudian direndam selama 8-12 jam dalam air hangat. Setelah itu tiriskan dan bungkus kemasan dalam kain yang tebal dan lembap. Letakkan dalam kotak yang terpasang bohlam lampu 15-25 watt. Berikan alas bungkus kemasan dengan 2 lembar koran.  

  • Penyemaian

    Penyemaian benih dapat dilakukan langsung pada media semai ataupun benih dengan perlakukan pemeraman (induksi perakan benih) 

  • Penyiraman

    Jaga selalu kelembaban tanah, dengan penyiraman air pada pagi atau sore hari  

  • Pemupukan

    Perawatan bibit dapat dilakukan dengan menambahkan pupuk daun NPK 12-14-12 atau 20-10-10 dengan konsentrasi 1-2 gram per liter air disemprotkan 4 hari sekali.  

  • Pengendalian OPT

    Mekanisme pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida rutin satu minggu sekali. OPT yang sering muncul antara lain hama kutu-kutuan, ulat, semut, belalang dan jamur.  

  • Herdening (Penguatan bibit)

    Penguatan bibit dilakukan seminggu sebelum pindah tanam bibit. Tujuannya untuk menguatkan bibit agar proses recovery bibit berjalan lebih cepat di lapang. Hardening bisa dilakukan dengan mengurangi irigasi dan pemupukan dan pengurangan naungan dalam GH seminggu sebelum bibit pindah tanam. Untuk tanaman cabai umur pindah semainya adalah 3-4 mss.