Preloader Logo

Pascapanen

Cover Wiki

Maksud dan Tujuan


Tujuan penanganan pascapanen adalah untuk menjaga kualitas dan keamanan tanaman serta menyiapkannya untuk dijual, diangkut, dan dikonsumsi. Selain itu pascapanen bertujuan untuk mengurangi pembusukan dan limbah, menjaga nilai gizi tanaman, dan memastikan bahwa tanaman aman dan berkualitas tinggi saat sampai ke tangan konsumen.

Definisi


Pascapanen mengacu pada kegiatan dan proses yang terjadi setelah tanaman dipanen, termasuk penanganan, pemrosesan, pengemasan, transportasi, dan penyimpanan.

Ragam Jenis


Terdapat berbagai macam praktik pengelolaan pascapanen hasil pertanian yang dapat diterapkan untuk menjaga mutu, keamanan, dan nilai gizi. Beberapa praktik pengelolaan hasil pertanian pascapanen yang paling umum meliputi:

  1. Pembersihan: Membersihkan hasil pertanian melibatkan pembuangan bahan asing, seperti kotoran, debu, dan kotoran lainnya, yang mungkin terkumpul selama panen. Ini membantu menjaga kualitas hasil pertanian dan mengurangi risiko kontaminasi.

Gambar. Pembersihan hasil panen cabai

  1. Pengeringan: Mengeringkan hasil panen hingga kadar air yang sesuai membantu mencegah pembusukan dan mempertahankan nilai gizinya. Pengeringan juga membantu mencegah pertumbuhan jamur, yang dapat mengurangi kualitas dan keamanan hasil pertanian.

Gambar. Pengeringan gabah padi

  1. Menyimpan: Menyimpan hasil pertanian dalam kondisi yang sesuai membantu menjaga kualitasnya dan mencegah pembusukan. Kondisi penyimpanan yang tepat termasuk menjaga hasil pertanian di lingkungan yang kering, sejuk, dan berventilasi baik, serta melindunginya dari hama dan hewan pengerat.

  2. Mengawetkan: Mengawetkan hasil pertanian membantu menjaga nilai gizi dan kualitasnya. Teknik mengawetkan hasil pertanian termasuk menambahkan bahan pengawet, seperti asam propionat atau penghambat jamur lainnya, dan menggunakan wadah penyimpanan kedap udara untuk mencegah kelembapan dan serangan serangga.

Gambar. Pengawetan jagung dalam kemasan kaleng

  1. Pemantauan: Pemantauan hasil pertanian secara teratur selama pengelolaan pascapanen membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah kualitas atau keamanan. Ini mungkin melibatkan pengujian rutin untuk kadar air, pertumbuhan jamur, dan mikotoksin, serta inspeksi visual untuk tanda-tanda kerusakan atau pembusukan.